Gus Tutut: Gerakan Anti-Pancasila Ancaman Indonesia dan NU
Senin, 18 April 2016 | 16:32 WIB
Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas yang biasa disapa Gus Tutut mengatakan, Indonesia dan NU menghadapi gerakan makar yang mempropagandakan penolakan NKRI dan sistem Pancasila. Gus Tutut mengajak segenap warga Indonesia terutama warga NU untuk waspada terhadap gerakan makar ini.
“Bila ada pihak-pihak yang ingin menghilangkan Pancasila dari bumi Indonesia, itu adalah ancaman bagi eksistensi tidak hanya bagi Indonesia, tetapi bagi NU. Maka tidak ada pilihan bagi kita untuk menghadapi itu,” kata Gus Tutut dalam Talkshow Kebangsaan Pancasila Jaya bertajuk Ayo Mengaji dan Membumikan Pancasila di aula Iqbal Assegaf, Graha GP Ansor , Jakarta, Senin (18/4).
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kata Gus Tutut, lahir dan berdiri berkat peran dan perjuangan para ulama. Sebagian dari mereka berasal dari kalangan NU seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah.
Sementara Sekjen DPP PKB H Abdul Kadir Karding dalam perbincangan yang dipandu Sandy Nayoan ini menggambarkan kehidupan masyarakat di kota sudah tidak saling sapa.
Bahkan ada orang yang meninggal dunia tidak diketahui tetangga lainnya. Ini menandakan masyarakat sudah sangat indvidulistik, hedonis, dan semakin tergerogoti kebudayaan luar. Demikian juga kehidupan politikus di Indonesia terkungkung pada pragmatisme.
Karding menyadari ketika ada banyak pihak yang kemudian mengkritik kenapa Saskia Gotik, artis yang tidak hafal Pancasila, justru dijadikan Duta Pancasila.
“Saya memahami lapangan. Cara mendidik orang yang bersalah, kita minta dia belajar keras. Itu juga hukuman bagi dia. Ini kaidah yang dipakai di NU. Supaya baik, hukuman itu dengan pendidikan dan pemembinaan, bukan dipenjara seumur hidup. Saskia Gotik menjadi duta Pancasila itulah cara NU menyelesaikan masalah.”
Menurut Karding, Pancasila sebagai asas tunggal dalam bernegara adalah final. Pancasila adalah asas tunggal yang menjadi keyakinan ideologi kita. Sebagai orang NU, meyakini menjaga dan mengamalkan Pancasila sebagai bagian dari tanggung jawab menjadi keseharian bangsa ini.
Dengan menjadikan Saskia sebagai Duta Pancasila, bukanlah cara yang ngawur, bukan cara NU mencari panggung.
“Panggung kita sudah lebih besar dari itu,” kata Karding disambut tepuk tangan hadirin. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)