Nasional

Gus Dur Ditanya Presiden Korsel, Kenapa Mau Membela Minoritas?

Kamis, 14 September 2017 | 12:01 WIB

Gus Dur Ditanya Presiden Korsel, Kenapa Mau Membela Minoritas?

KH Abdurrahman Wahid (AFP)

Jakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian Indonesia menyelenggarakan diskusi tentang Hak Asasi Manusia dan Kekerasan  wilayah ASEAN di Griya Gus Dur, Jakarta Pusat, Kamis (14/9).

Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid dalam pengantarnya menjelaskan alasannya mengangkat isu yang dijadikan untuk bahan diskusi tersebut.

Menurutnya, isu yang diambil pada diskusi kali ini sudah menjadi perhatiannya karena Jaringan Gusdurian memahami bahwa sumber inspirasinya adalah teladan perjuangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Salah satu teladan perjuangan Gus Dur, katanya, nilai keadilan, kemanusiaan, dan pembebasan dari segala bentuk penindasan.

"Termasuk di antaranya adalah penindasan terhadap kelompok-kelompok minoritas tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain," katanya.

Ia mengatakan, Gus Dur merupakan sosok yang sangat aktif terlibat dalam pembelaan pada minoritas di banyak negara. Alissa pun mencontohkan saat Gus Dur ditanya presiden Korea Selatan tentang pembelaannya terhadap kelompok minoritas.

"Anda kan ulama ya, dari agama mayoritas di Indonesia, kenapa sih kok sibuk mengurusi kelompok minoritas," kata Alissa menirukan presiden Korea Selatan waktu itu.

Dilempar pertanyaan seperti itu, Gus Dur, menurut Alissa, menjawab dengan sederhana, yakni karena kemanusiaan. "Saya mengingat bahwa di tempat-tempat lain, kaum Muslim itu minoritas dan mereka juga akan dilemahkan sama seperti kaum minoritas di Indonesia," kata Alissa menirukan jawaban Gus Dur.

Hal tersebut, menurutnya, semangat yang terus diemban jaringan Gusdurian dan kami terus bekerja untuk merawat perjuangan atau warisan Gus Dur.

"Nah, salah satunya adalah apa yang terjadi di Rohingya," katanya.

Pada acara tersebut hadir sebagai pembicara Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar Marzuki Darusman, Direktur Amnesty International-Indonesia Usman Hamid Usman Hamid, dosen Universitas Atmajaya Dina Wisnu, dan Direktur Burma Human Right Network Kyaw Win. (Husni Sahal/Mahbib)


Terkait