Nasional

Gerakan Hijab 101, Membantu Pengguna Baru Jilbab

Kamis, 2 Agustus 2012 | 06:49 WIB

Jakarta, NU Online
Sebuah gerakan unik dirintis oleh Putri Athya (25) tujuannya membantu para perempuan berjilbab yang kesulitan membeli kelengkapan jilbab. 
<>
Hijab 101 mengumpulkan donasi berupa uang tunai dan kerudung serta aksesorisnya. Sumbangan itu akan diwujudkan menjadi Hijab Starter Pack yang berisi kerudung, inner (dalaman jilbab), dan aksesoris jilbab untuk para muslimah yang ingin menunaikan kewajiban menutup aurat namun terbentur di masalah dana.

"Ternyata shawl (pashmina) yang hanya 35 ribu itu kalau dikasih ke orang terus dipakai...Insya Allah barokah," kata dia.

Athya mengatakan mulai termotivasi saat dia membantu seorang temannya di Medan yang kesulitan mendapatkan perlengkapan jilbab. Athya lalu mengirimkan Hijab Starter Pack padanya.

Sang kawan di Medan itu kini menjadi co-founder Hijab 101 untuk cabang Medan. Namun, sementara ini belum ada kegiatan yang dilakukan di Medan. 

Athya masih fokus mengembangkan kegiatan dari gerakan yang berdiri sejak April 2012 itu di kota tempatnya bernaung, Malang.

"Setelah memberi kepada teman di Medan, saya lebih serius lagi menggarap Hijab101. Bikin akun twitter, bikin tumblr, dan menghubungi beberapa temen yang punya jaringan di twitter," kata perempuan yang juga salah satu pendiri komunitas Hijabers Malang itu. 
Proyek perdana

Proyek perdana dari Hijab 101 adalah memberikan Hijab Starter Pack dan Hijab Class di Panti Asuhan Muslim Babussalam, Landungsari, Malang pada Juni lalu.

Dibantu beberapa sahabat dari komunitas Hijabers Malang, Athya menyumbangkan 25 buah Hijab Starter Pack para  remaja di panti asuhan tersebut. 

Para remaja yang sebagian besar duduk di bangku SMA itu sudah berjilbab sebelumnya, namun mereka terbentur dana untuk membeli kelengkapan jilbab.

Selain memberikan Hijab Starter Pack, Athya dan kawan-kawannya mengajarkan cara memakai kerudung paris dan pashmina kaos agar terlihat modis.

Sebelumnya, Athya sempat khawatir apakah proyek ini bisa sukses.

"Sempat was-was mau bikin proyek pertama, dapet duit nggak ya? Alhamdulillah menjelang hari-H ada yang donasi langsung satu juta rupiah, waktu itu biayanya sekitar Rp1,3 juta. Langsung ketutup semua kebutuhan," kata pengagum Inneke Koesherawati itu.

Saat ini dia sedang merencanakan proyek kedua Hijab 101, serupa dengan proyek pertamanya, Athya juga akan membagikan Hijab Starter Pack ke remaja putri di panti asuhan. Yang berbeda adalah akan adanya tambahan pengobatan gratis untuk warga sekitar. Namun, kegiatan ini belum bisa terlaksana karena dirinya masih mengumpulkan dana. Selain itu, waktu luangnya pun masih tersedot untuk menyelesaikan studinya.

"Hambatan paling besar sih waktu. Aku kerja sendirian. Sahabat-sahabat membantu, tapi lebih kepada eksekusi hari H sebab mereka juga punya kerjaan masing-masing," ujarnya.

Sejauh ini, dia mengaku senang bisa membantu sesama muslimah yang membutuhkan bantuan. Namun, ada satu pengalaman di Hijab 101 yang membuatnya sedih.

"Banyak orang yang mendengar diberi starter pack gratis langsung ramai-ramai minta. Padahal sendirinya lebih dari mampu. Sedih kan? Masa bilangnya buat makan aja susah tapi pakai twitter untuk blackberry?" ujar dia.

Gerakan Hijab 101 memang baru seumur jagung, namun Athya berniat mengembangkannya lagi selepas ia menyelesaikan gelar masternya. Dia juga ingin ke Medan untuk mengunjungi co-founder sekaligus merencanakan masa depan Hijab 101 agar bisa bergerak di kota-kota selain Malang. Perlahan tapi pasti, Hijab 101 sedang mengembangkan sayap agar bisa merengkuh banyak orang.

Perempuan yang menyukai fashion ini juga tidak lupa memberikan tips berjilbab untuk para muslimah yang baru mengenakan hijab.

"Find your comfort zone. Pilih jenis dan bentuk jilbab yang paling cocok sama bentuk wajah. Butuh percobaan sih, tapi lambat laun pasti tahu mana yang cocok," pungkas dia.


Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara


Terkait