Nasional

Fatayat NU Lakukan Peningkatan Kapasitas Daiyah di Wilayah Transmigran

Selasa, 28 Agustus 2018 | 23:45 WIB

Yogyakarta, NU Online
Pengembangan dakwah Islam rahmatan lil 'alamin saat ini menjadi hal yang sangat urgen untuk dikembangkan terlebih bagi anak-anak dan perempuan, perempuan sebagai tulang punggung pertama dalam kelompok terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga diharapkan menjadi agent of change minimal bagi keluarganya.

Terkait hal itu, Fatayat NU melakukan peningkatan kapasitas para daiyah di wilayah transmigran sebagai bentuk menyebarkan ajaran Islam yang baik dan benar, mengasihi sesama. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kementerian Desa PDTT dan berlangsung 27-31 Agustus 2018 di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogayakarta.

Ajaran Islam rahmatan lil alamin menjadi counter dari radikalisme. Tak dapat dipungkiri perkembangan radikalisme sudah menyebar ke semua kalangan masyarakat, termasuk  perempuan dan kalangan anak  muda. Pelaku tersangka lalu adalah anak-anak berusia antara 12-14 tahun. 

“Perempuan sebagai pendakwah (da’iyah) juga memiliki peran penting, bukan hanya sebagai pihak yang melakukan transfer of knowledge pada masyarakat, namun telah meluas menjadi agent of change bagi pemberdayaan perempuan dan perlindungan hak anak. Demikian juga dalam  persoalan radikalisme, dai’yah  memiliki peran yang sangat strategis untuk melakukan gerakan deradikalisasi,” ujar Ketua Bidang Dakwah PP Fatayat NU Hj Anisa Rahmawaty.

Menurutnya, Fatayat NU merasa perlu berpartisipasi dalam deradikalisasi melalui peran perempuan, dengan meningkatkan kualitas da’iyah dan penguatan materi dakwahnya. Da’iyah Fatayat NU yang mempunyai basis jama’ah di masing-masing tingkat kepengurusan, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat ranting yang berbasis keluarahan/desa. Dengan meningkatkan pengetahuan mereka terhadap radikalisme dan terorisme, kemungkinan anak-anak terpengaruh faham radikal akan lebih kecil. 

Fatayat NU untuk memastikan paham keagamaan yang ada di masyarakat tak membahayakan dan berpotensi merusak sendi sendi kebhinnekaan kita dengan mengadakan peningkatan kapasitas mental daiyah transmigran di berbagai daerah.

Setelah di Palu Sulawesi Tengah dengan peserta daiyah transmigran dari Sulteng, Sulsel, Sultra dan Sulut pada 27-31 Juli 2018, dilanjutkan daiyah Transmigran di Ambon  pada 7-11 Agustus 2018, dan kali ini tanggal 27-31 Agustus 2018 di BBLM Yogyakarta.

Acara yang dihadiri Dirjen PKTRans, Direktur PSB Trans, Kepala BBLM, Ketua Forum Daiyah Fatayat NU Dewi Ani, dan Koordinator Bidang Dakwah Hj Miftahul Janah. Peserta pelatihan sebanyak 25 orang dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Acara dibuka secara langsung oleh Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi KPDTT Muhamad Nurdin. Ia mengharapakan agar kegiatan pelatihan ini betul-betul dimanfaatkan oleh seluruh peserta untuk terus menggali ilmu agar dapat dimanfaatkan di daerah transmigran dimana peserta tinggal dan berharap kegiatan ini memberikan high impact bagi masyarakat banyak. (Red: Fathoni)


Terkait