Dua Guru Besar UIN Sunan Ampel Terima Tim Ekspedisi di NU Jatim
Kamis, 14 April 2016 | 17:04 WIB
Salah satu tujuan rombongan Tim Ekspedisi Islam Nusantara yang dipimpin Wakil Sekretaris NU Imam Pituduh adalah Kantor NU Jawa Timur. Mereka diterima dua guru besar UIN Sunan Ampel yang juga fungsionaris NU Jatim.
Bagi Imam Pituduh, Islam Nusantara harus terus didengungkan. "Banyak negara dari berbagai benua yang penasaran dan ingin tahu apa itu Islam Nusantara," katanya, Kamis (14/4).
Ia mengemukakan, setelah pelaksanaan Muktamar ke-33 NU di Jombang awal Agustus lalu, berbagai kalangan dari negara sahabat ingin belajar Islam Nusantara ke Kantor NU.
Keberadaan tim ekspedisi yang akan membuat buku ensiklopedia dan film dokumenter seputar Islam Nusantara adalah sebagai jawaban atas rasa penasaran banyak kalangan tersebut. "Sebab, kalau menjelaskan lewat pidato, waktunya tidak memungkinkan," katanya.
Film dan buku menjadi sarana yang lebih efektif untuk semakin mengenalkan Islam Nusantara ke sejumlah kalangan, lanjutnya.
KH Ali Maschan Moesa selaku Wakil Rais Syuriyah dan KH Shonhaji Sholeh yang diamanahi sebagai Wakil Ketua NU Jatim secara khusus menerima tim ekspedisi. Keduanya yang tercatat sebagai guru besar di UIN Sunan Ampel Surabaya. Keduanya didampingi KH Sholeh Hayat, KH Shidik (Wakil Ketua NU Jatim), dan H Hasan Ubaidillah (Wakil Sekretaris NU Jatim).
Bagi Kiai Ali Maschan, maraknya gerakan radikal di belahan dunia dan juga di tanah air sebagai sebuah fakta yang sulit dibendung. "Karena, ketika mempelajari agama tidak secara utuh, maka potensi penyimpangan akan terjadi," kata mantan Ketua NU Jatim ini.
Islam model NU adalah sebagai jawaban terbaik dalam menyelamatkan bangsa dan dunia dari berbagai ancaman disintegrasi. "NU telah teruji dan kiprahnya tidak dapat dibantah," kata Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Husna Surabaya ini.
Selama di Surabaya, tim Ekspedisi Islam Nusantara mengadakan kunjungan ke Grahadi yang diterima oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, serta PCNU Surabaya. Rombongan juga singgah di SMK Wahid Hasyim, Museum NU, makam Sunan Ampel, Sunan Bungkul, serta Pesantren Mahasiswa An-Nur.
Selanjutnya rombongan melanjutkan perjalanan ke Lumajang, Mojokerto, serta Jombang. Mereka berkeliling Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Selama kunjungan, mereka berdiskusi bagaimana memperkuat Islam Nusantara dalam keseharian. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)