Tangerang Selatan, NU Online
Penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie atau Gus Milal menyebutkan, pesantren memiliki kelebihan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lainnya. Jika di lembaga pendidikan pada umumnya lebih menekankan ilmu pengetahuan, maka di pesantren yang paling ditekankan adalah akhlak.
“Di pesantren yang penting akhlaknya,” kata Gus Milal saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Sekretariat Islam Nusantara (INC) di Tangerang Selatan, Kamis (12/7).
Menyitir sebuah hadist, Gus Milal menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. diutus ke dunia ini tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ini lah yang menjadi titik pijak pesantren sehingga akhlak menjadi lebih penting dari pada ilmu pengetahuan.
Di samping itu, lanjutnya, di pesantren hubungan antara guru dan murid begitu kuat dan langgeng. Sekali menjadi santri, dia akan menghormati kiainya dimanapun dan kapanpun. Sementara itu di lembaga pendidikan lainnya, hubungan guru dan murid tidak lah ‘sekental’ seperti yang ada di pesantren.
“Di pesantren, ada hubungan spiritual antara santri dan guru,” ujarnya.
Menurut dia, akhlak lah yang menyebabkan murid begitu hormat dan patuh dengan gurunya di pesantren. Seorang santri akan melakukan dan menuruti apa pun yang diminta gurunya.
Ia menceritakan, dulu pada saat pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh Hasyim Asy’ari nyantri di pesantren asuhan Kiai Kholil Bangkalan, Hadratussyekh diminta untuk melakukan ini dan itu –mengambil cincin yang jatuh ke, menimba air, dan lainnya- dari pada belajar. Menurut Gus Milal, ini adalah upaya Kiai Kholil menempa akhlak Hadratussyekh. (Muchlishon)