Nasional

Cerita Irwan Jualan Souvenir di Tengah-tengah Demo

Selasa, 26 Juni 2018 | 01:00 WIB

Cerita Irwan Jualan Souvenir di Tengah-tengah Demo

Souvenir NU dipajang di halaman Gedung PBNU.

Jakarta, NU Online
Walaupun sederhana, pernak-pernik souvenir menjadi sesuatu yang banyak disukai masyarakat. Souvenir tanpa terasa juga menjadi hal yang melekat dalam diri warga NU. Tidak keliru bila Irwan, salah satu pedagang souvenir, memilih souvenir NU sebagai barang-barang yang dijualnya.

Ditemui di halaman Gedung PBNU, Senin (25/6) pria asal Sumatera Barat itu mengaku sudah sejak tahun 1998 berjualan souvenir NU. Irwan yang sengaja datang dan memajang jualannya karena mendengar isu demo di Gedung PBNU, mengatakan tidak khawatir walaupun berjualan pada momentum aksi demo.

Suasana demo yang bagi sebagian orang terkesan menyeramkan dan menegangkan, bagi Irwan bukan alasan untuk tidak berjualan. “Kalau di dalam lingkungan NU siapa pun itu pasti aman, dilindungi dan diamankan,” tutur Irwan.

Berdasarkan pengalamannya, selama dirinya berusaha dan memperjuangkan untuk berjualan souvenir NU, tidak ada masalah. "NU nggak ada masalah, terbuka untuk siapa pun,” ujar pria yang berdomisili di Jakarta Timur ini.

Ia pun menilai isu-isu tentang NU yang buruk, karena orang itu tidak mengenal secara langsung bagaimana NU sebenarnya. Mereka hanya tahu melalui media sosial dan internet, dan biasanya hanya ikut-ikutan sehinga terpancing untuk ikut membenci NU.

“Kalau sudah kenal secara fisik, terus komunikasi, mungkin dia akan angkat tangan (mengakui kebesaran dan kebaikan NU). Mereka ikut membenci NU karena belum ada pendekatan persuasif dan personal,” tambahnya lagi.

(Baca: Alasan Ichsan Masuk Banser Usia Belasan)
Lebih dari itu, jika orang sudah mengenal NU secara keseluruhan, menurut Irwan, kemungkinan mereka akan bergabung. “Karena di NU yang dikedepankan kebersamaan, bukan untuk golongan atau pribadi-pribadi saja,” ungkapnya.
Siang itu, di antara gerimis tipis, Irwan tampak sibuk melayani pembeli souvenirnya. Beragam pernak-pernik seperti logo dan atribut NU, logo Banser dan Ansor jadi pilihan para pembelinya.

Siapa saja pembelinya? Siang itu tentu saja anggota Ansor/Banser dan warga NU yang bersiap menghadang pendemo yang diisukan akan berdemo di PBNU. 

Hingga tengah hari, para pendemo tidak juga datang. Tetapi jualan Irwan sudah banyak dibeli.

“NU untuk skala nasional ini solid. Cukup membantu saya sebagai UKM souvenir atribut. Alhamdulillah, kalau memang agendanya untuk NU, kalau dalam berjualan mereka antusias belanja souvenir,” katanya sambil tersenyum senang.

NU Online mengajukan pertanyaan, berapa keuntungan Irwan hari itu? Sambil merendah, Irwan mengatakan, “Ya cukup lah untuk ngopi-ngopi, terus makan siang.” (Kendi Setiawan)


Terkait