Nasional

Bersyukurlah, Indonesia Adalah Negara Kepulauan

Sabtu, 15 Desember 2018 | 10:30 WIB

Banyumas, NU Online
Indonesia adalah bangsa yang besar dan berhasil menerjemahkan Islam. Salah satu buktinya ialah banyaknya orang luar negeri yang tertarik belajar agama Islam di Indonesia.  Demikian disampaikan Ulil Abshar Abdalla dalam acara  Kopdar Ngaji Ihya'  di kediaman sastrawan Ahmad Tohari,  Jatilawang, Kabupaten  Banyumas,  Jawa Tengah, Kamis,(13/12) malam.

Menurutnya, yang membuat bangsa Indonesia bisa seperti itu adalah  karena Islam yang diajarkan di Indonesia oleh para sufi ialah ajaran  yang mengandung nilai-nilai Ikhsan.

Menantu Gus Mus itu kemudian mengutip ayat Al-Quran Surat An Nahl, ayat 90 yang  berbunyi “Innallaha ya'muru bil 'adli wal-ihsaani.........”  Ia lalu menjelaskan  posisi kalimat Ihsan yang diikuti dengan kalimat adil.

"Kenapa kata Ihsan diletakkan sesudah kata adil? Karena berlaku adil saja tidak cukup, tetapi harus dengan Ihsan," jelasnya.

Ihsan, lanjut Gus Ulil, sapaan akrabnya,  menurut Imam Ghazali adalah akhlak, dan akhlak itu tidak terbatas. Segala sesuatu yang baik yang dilakukan manusia kepada sesamanya adalah akhlak. Kata akhlak juga  kerap kali bergandengan dengan adat.

"Akhlak adalah inti ajarannya, sedangkan adat adalah cara manusia menerjemahkan ajaran akhlak. Sehingga selama adat tidak bertentangan dengan ajaran Islam, maka itu boleh untuk dilakukan ," tambahnya.

Di bagian lain,  Gus Ulil mengaskan  bahwa bangsa Indonesia  harus berterima kasih kepada Allah karena telah menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan. Sehingga Islam  Indonesia tidak disebarkan melalui jalur militer atau peperangan.

"Dulu sewaktu terjadi penaklukan kerajaan-kerajaan non Islam oleh kerajaan Islam di wilayah Barat dan Asia, pasukan Islam hanya bisa sampai ke India. Tidak bisa ke Nusantara karena terhalang oleh laut, dan pada masa itu mereka belum mengembangkan teknologi perkapalan," jelasnya.

Hal itu menyebabkan penyebaraan Islam di Indonesia hanya bisa dilakukan oleh para guru sufi dan pedagang. Sehingga mereka tahu seluk-beluk karakter dan budaya setempat.

"Oleh mereka ajaran Islam dibudayakan dengan budaya setempat, Islam juga dibahasakan dengan bahasa setempat," katanya.

Oleh kalangan NU, hal itu disebut dengan Islam Nusantara, yaitu Islam yang dibahasakan ajarannya, nilai-nilainya dengan budaya dan bahasa Indonesia.

"Itulah dakwah islami yang Ikhsan yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW," pangkasnya (Kifayatul Ahyar/Aryudi AR).
 






Terkait