Nasional

Bangsa Indonesia di Tapal Batas Kepunahan (1)

Jumat, 20 Desember 2013 | 05:01 WIB

Jakarta, NU Online
Bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis terhadap identitasnya sendiri. Kalau kondisi ini dibiarkan begitu saja, Bangsa Indonesia tidak mustahil menyusul bangsa Kurdi atau bangsa Campa yang kini hanya menjadi suku kecil.
<>
Perihal ini ditegaskan Wakil Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslimin  Indonesia (Lesbumi) H Agus Sunyoto dalam kegiatan kursus singkat bertajuk Tasawuf Sebagai Etika Sosial di Pesantren Al-Tsaqafah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).

"Padahal dulu Bangsa Kurdi ialah bangsa besar yang menaklukkan Jerusalem. Sultan Shalahudin Al-Ayubi dari Kurdi. Sekarang Campa cuma jadi suku kecil di Vietnam dan Kamboja," kata Agus.

Dosen Universitas Brawijaya ini mengambil contoh kasus di Malang, Jawa Timur. Sebelum  tahun 2007 di Taman Kanak-Kanak (TK) masih ada nama khas Jawa seperti Joko dan Jatmiko. Namun sekitar tahun 2011 orang-orang mulai enggan menggunakan nama khas daerahnya. Mereka lebih senang memberi nama anaknya dengan nama ala Barat.

Tambah Agus, gaya hidup masyarakat Indonesia sudah mulai ada pergeseran seperti gaya rambut yang diberi warna, pakaian, aktivitas bahkan sampai pada makanan.

Anak-anak sekarang lebih bangga mengonsumsi makanan seperti piza, spaggeti, hotdog. Kalau generasi saya dulu makanan hanya getuk atau gatot, imbuh Agus.

Salah satu stasiun televisi pernah menayangkan acara Bugil, Bule Gila. Kita seolah tidak rela kalau ada orang bule dagang baso, tukang parkir. Kalau ada yang melakukan, kita menganggap mereka sebagai bule gila.

Jadi seolah-olah orang bule itu harusnya jadi manajer, kerjanya di kantor. Sementara bangsa kita lah yang menjadi tukang baso, pungkas Agus. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)


Terkait