Bandar Lampung, NU Online
Koordinator Nasional Gusdurian Alissa Wahid, di Bandar Lampung, Selasa (14/9) mengajak anak muda menjadi motor penggerak untuk melawan korupsi di daerahnya masing-masing.
<>
"Anak-anak muda harus jadi motor penggerak anti korupsi, bergerak menyematkan daerahnya masing-masing dari bahaya korupsi," ujar Alissa pada diskusi melawan korupsi di jalan Zainal Abidin Pagar Alam nomor 95, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung atau samping Museum Lampung itu.
Indonesia, ujar Alissa didampingi aktivis Gusdurian Lampung Gatot Arifianto melanjutkan, merupakan negara besar, sehingga masalahnya pun juga tidak sedikit.
"Memberi hadiah itu mulia, di pesantren, hal itu telah menjadi budaya. Sayangnya, banyak pula yang memanfaatkan itu untuk mendapatkan restu kiai, itikad tidak baik inilah yang akhirnya merusak," ujarnya pada diskusi digelar Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), Paguyuban Keluarga Cirebonan, Gusdurian Lampung dan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) itu.
Alissa menambahkan, banyak teman-teman gerakan anti korupsi di Indonesia sempat kecewa ketika bahtsul masail memutuskan hadiah tidak haram.
Di dalam undang-undang, katanya, gratifikasi diikat oleh itikadnya apa saat memberi hadiah itu. Ada itikad menguntungkan diri sendiri bagi yang memberi hadiah atau tidak.
"Banyak kiai akhirnya bingung, berprasangka buruk nggak boleh. Masak ada orang mau memberi sumbangan untuk perpustakaan pondok pesantren kok ditolak? Terus cara menolaknya bagaimana?" kata Alissa lagi.
Berkaitan dengan itu, demikian Alissa lagi, anak-anak muda Nahdlatul Ulama(NU) harus berpartisipasi menjaga muruah pondok pesantren jangan sampai rusak oleh perilaku-perilaku tidak baik seperti korupsi.
Setelah berdiskusi dengan aktivis pro demokrasi, pers, anti korupsi, dan sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lampung, Alissa selanjutnya menuju Pondok Pesantren Al Hikmah, di jalan Sultan Agung Gang Raden Saleh nomor 23 Kelurahan Kedaton Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung untuk mengikuti "Halaqoh Alim Ulama Gerakan Anti Korupsi" bersama KH Ishomuddin Rois Syuriah PBNU dan perwakilan KPK.
Hadir pada diskusi itu Ketua PW HIPSI Lampung H Abdul Karim, Ketua PW Lakpesdam NU Fatikhatul Khoiriyah, Presidium KMNU Unila Ahmad Saroji, Aliansi Pers Mahasiswa Lampung Leni Marlina, alumni Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) dan aktivis HMI Unila Siti Nurfitriana, Koordinator Forum Demokrasi Lampung Nopi Juansyah, aktivis kemanusiaan Oki Hajiansyah Wahab, IPNU, PMII Bandar Lampung dan Komunitas Anti Politik Uang NPWP (Nomor Piro Wani Piro) dari Kota Metro. (Syuhud Tsaqafi/Abdullah Alawi)