Jakarta, NU Online
Tragedi bom bunuh diri di Kota Surabaya pada 13 dan 14 Mei 2018 telah memakan 15 korban jiwa dan puluhan korban luka-luka. telah mengundang keprihatinan banyak pihak. Ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, di susul Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro dan berikutnya di Gereja Pantekosta Jalan Arjuno Surabaya.
Sebelumnya terjadi kericuhan antara nara pidana (napi) teroris dengan anggota kepolisian di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok telah menewaskan 5 orang aparat kepolisian pada Selasa Malam 8 Mei 2018.
Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) mengutuk keras atas tragedi bom tersebut karena telah mengebiri nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban bangsa. Melalui rilis yang diterima NU Online, Selasa (15/5) DPP FKDT secara resmi menyampaikan beberapa hal. Pertama, mendorong seluruh komponen bangsa untuk tetap tenang dan waspada serta memperkuat komitmen persatuan dan kesatuan dalam menghadapi teror yang mengancam.
Kedua, Mendorong seluruh komponen bangsa untuk senantiasa introspeksi diri dalam rangka memecahkan permasalahan teror ini secara komprehensif dan sampai pada akar-akarnya;
Ketiga, mendorong pemerintah untuk mengakselerasi dan memperkuat pendidikan karakter melalui berbagai institusi pendidikan, baik formal maupun informal, salah satunya melalui Madrasah Diniyah Takmiliyah, Taman Pendidikan Al-Quran dan layanan pendidikan keagamaan yang mengajarkan Islam yang damai dan toleran.
Keempat, DPP FKDT menegaskan senantiasa mendukung upaya pemerintah dalam upaya membasmi terorisme dalam bentuk apapun, termasuk lahirnya Peraturann Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Antiterorisme oleh Presiden RI;
Kelima, meminta kepada Polri untuk mengusut tuntas pelaku dan aktor-aktor intelektual di balik tragedi kemanusiaan itu dan mendukung setiap langkah Polri untuk mengamankan NKRI dari kejahatan para teroris yang telah bertindak biadab jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. (Red: Kendi Setiawan)