Nasional

AJI Rayakan Ultah Ke-20 dengan Festival Media

Sabtu, 17 Mei 2014 | 02:30 WIB

Surabaya, NU Online
Peringatan berdirinya Aliansi Jurnalis Indepndent (AJI) ke-20, dirayakan dengan digelarnya Festival Media. Kegiatan tersebut diadakan di Jatim Expo (JX) International jalan Ahamad Yani No.99 Kota Surabaya, Jawa Timur Jumat dan Sabtu (16-17 Mei 2014).
<>
Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi, di hadapan peserta mengatakan, kegiatan tersebut merupakan ajang tahunan yang digelar oleh AJI Indonesia dan diikuti sejumlah perwakilan AJI dari berbagai kota di seluruh Indonesia.

"Untuk ajang kali ini mengusung tema Be Creatif Be Independent," terangnya.

Acara pembukaan yang dibuka langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu dihadiri oleh puluhan media untuk memamerkan produk-produk jurnalistiknya. Selain menyelenggarakan kegiatan untuk berbagi tentang cara membuat, mengelola, dan berbisnis media, kesempatan ini juga menjadi ajang casting jadi presenter, lomba penulisan berita, lomba mirip capres, lomba stand-up comedy, dan lomba foto.

Eko menjelaskan, perhelatan festival media adalah yang ketiga kalinya, setelah pada tahun sebelumnya digelar di Bandung, Jawa Barat; dan Yogyakarta.

Melalui festival media ini, AJI berharap perkembangan media di Indonesia, termasuk media lokal, diikuti hadirnya jurnalis yang tangguh. "Tentunya juga dengan kaidah, etika dan profesionalisme jurnalis," terangnya.

Pangsa Pasar Media

Sementara itu dalam lokakarya pengelolaan media, Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto membeber rahasia mengenai pengelolaan media lokal agar tetap eksis serta mampu memberdayakan karyawannya.

Menurutnya, untuk mengelola media, khususnya media lokal, kita harus mempunyai pangsa pembaca yang jelas serta mampu dipercaya masyarakat. "Informasi yang kita suguhkan harus sesuai dengan data dan bisa dipercaya masyarakat," tuturnya.

Selain itu, untuk menghidupi media sendiri ada beberapa rahasia yang harus dilakukan. Salah satunya yang sekarang dilakukan Beritajatim.com adalah bisnis penyokong selain dari penghasilan iklan. "Bisnis penyokong ini agar mampu memberdayakan karyawan media itu sendiri," lanjutnya.

Narasumber lain dalam acara workshop yang bertemakan Media Lokal itu, Erol, mengatakan, media lokal harus memenuhi kebutuhan mangsa pasar. Sehingga masyarakat tidak beralih ke media lain. "Di wilayah tapal kuda pendengar radio menurun karena tidak memenuhi kebutuhan pendengar," ungkapnya.

Nampak di gedung acara Fesmed begitu meriah dengan adanya puluhan stand dari anggota AJI di Indonesia. Selain memamerkan karya jurnalis, mereka juga ada yang membawa ciri khas daerah masing-masing. (M. Yazid/Mahbib)


Terkait