Internasional

Perempuan Mesir Dobrak Norma Sosial dengan Parkour

Senin, 23 Juli 2018 | 11:30 WIB

Kairo, NU Online
Sebuah grup perempuan Mesir berkumpul di sebuah taman di pinggiran Kairo. Mereka mempraktikkan parkour, memanjat dinding dan melompat-lompat dengan kedisiplinan yang tinggi. Tidak lain, ini dimaksudkan untuk menolak atau mendobrak norma sosial konservatif negara.

Perempuan-perempuan tersebut dilatih setiap pekan selama enam bulan terakhir. Tujuan akhirnya adalah untuk membentuk tim parkour profesional pertama di Mesir. 

Masyarakat setempat sering berkumpul untuk menonton para perempuan tersebut berlatih. Terkadang mereka juga meminta foto bareng. Hal ini tidak heran mengingat wanita di Mesir masih dianggap tabu melakukan olahraga di tempat umum. Meski demikian, para wanita tersebut terus berlatih. Menurut mereka, olahraga itu untuk semua, bukan hanya untuk laki-laki saja.

Salah seorang pemain parkour, Zeynab Helal, menganggap, adalah sesuatu yang wajar masyarakat setempat mengerumuni para peserta parkout. Pasalnya, mereka tidak terbiasa melihat hal yang demikian.

“Mereka tidak menerima gagasan bahwa perempuan dapat bermain olahraga, apalagi di jalan,” kata Helal, dilaporkan Reuters, Senin (23/7).

Mohamed Omran, pelatih parkour, membimbing para perempuan tersebut untuk mempraktikkan gerakan-gerakan parkour. Mulai dari memanjat rintangan, mendarat dengan benar, hingga melihat peluang di bangunan sekitar mereka.

Selama ini di Mesir, parkour dimainkan oleh laki-laki. Namun, olahraga ini kurang begitu mendapat perhatian dan tidak memiliki badan pengatur. Perlu diketahui bahwa tahun lalu, Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui parkour sebagai olahraga. 

Parkour pertama kali didirikan di Perancis pada tahun 1980-an. Parkour berasal dari bahasa Perancis ‘parcours’ yang berarti jalur atau rute. Diantara gerakan-gerakan parkour adalah berlari, memanjat dan melompat secara akrobatik di sekitar bangunan dan di atas medan. (Red: Muchlishon)


Terkait