PCINU Daulat Cendekiawan Perempuan Maroko Sebagai Mustasyar
Selasa, 16 Desember 2014 | 13:06 WIB
Rabat, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko memasukkan salah satu cendekiawan Maroko, Dr Mariam Ait Ahmad, dalam struktur kepengurusan periode 2014-2016. Perempuan pakar perbandingan agama yang juga Ketua Asosiasi Maroko-Indonesia tersebut diberi amanah sebagai mustasyar.
<>
Selain Mariam, PCINU Maroko juga mengangkat sebagai mustasyar dua tokoh lainnya, yakni Ustadz Younus As-Shobary (Majlis Ilmi Kenitra) dan Dr Munsif Likuraisi, ulama Maroko yang pertama kali menghadiri Muktamar NU di Makasar pada tahun 2010.
Hal ini terungkap dalam acara pelantikan pengurus baru PCINU Maroko masa khidmah 2014-2016 di ruang serbaguna Kedutaan Besar RI (KBRI) Rabat, Maroko, Ahad (14/12).
Katib Syuriah PBNU KH Mujib Qulyubi mengukuhkan mereka di hadapan Duta Besar RI baru untuk Kerajaan Maroko Endang Dwi Syarief Syamsuri. Dengan demikian, PCINU resmi memiliki pemimpin baru, yaitu Alvian Iqbal Zahasfan sebagai Rais Syuriah dan Kusnadi sebagai Ketua Tanfidziyah.
Mujib berpesan kepada semua warga Nahdliyin, khususnya pengurus NU, agar menjaga tiga hal penting yang spiritnya berakar pada sejarah berdirinya NU. Ketiga hal tersebut adalah
intelektualitas yang berasal dari Tashwirul Afkar, ekonomi yang diinisiasi lewat gerakan Nahdlatut Tujjar dan nasionalisme yang diimplementasikan lewat Nahdlatul Wathan.
"Sebagai pengurus harus benar-benar bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Perbuatan baik tidak akan menuai hasil yang baik kecuali dengan disertai niat yang baik dan penuh keikhlasan," ujarnya.
Mustasyar PCINU Maroko Dr Munsif Likuraisi dalam sambutannya siap bekerja sama dalam menyukseskan beberapa program yang telah dicanangkan untuk satu tahun ke depan. Dia merasa bangga bisa ikut menjadi bagian dari organisasi PCINU Maroko yang selalu mengedepaankan etika, sopan santun, dan sikap toleransi.
Sementara Dubes RI Endang Dwi Syarief juga menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya bisa hadir pada acara pelantikan tersebut. Ia menuturkan bahwa sebelumnya mengetahui tentang NU ketika di Australia.
Dalam acara ini hadir pula sejumlah jajaran staf KBRI Rabat, ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko Afif Husen, serta mahasiswa STAINU Jakarta yang baru saja selesai mengikuti program kelas internasional. (Fairuz Ainun Naim/Mahbib)