Internasional

PBB Dorong Myanmar Beri Akses Kemanusiaan ke Komunitas Rohingnya

Jumat, 14 November 2014 | 09:06 WIB

Nay Pyi Taw, NU Online
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengatakan bahwa dirinya mendorong pemimpin Myanmar untuk menjunjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia dan memberikan akses kemanusiaan bagi etnis Rohingya.
<>
"Saya juga menyampaikan keprihatinan saya tentang penduduk Rohingya yang mengalami diskriminasi dan kekerasan," ujar Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di sela-sela KTT ke-25 ASEAN, Kamis.

Pemerintah Myanmar diharapkan dapat menegakkan hak asasi manusia bagi para etnis Rohingya dengan mulai mengakui status mereka, Ban Ki-moon menegaskan.

"Saya mendorong presiden dan para pemimpin Myanmar untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia, mengambil sikap tegas dalam melawan berbagai hasutan dan menjamin akses kemanusiaan ke Rohingya yang hidup dalam kondisi yang rentan." 

Sekretaris Jenderal PBB juga memperingatkan pemerintah Myanmar agar dapat mengakhiri serangan terhadap minoritas Muslim di negerinya dan mengakui etnis Rohingya sebagai warga Negara Myanmar.

Sebelumnya, Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior di ibukota Nay Pyi Taw, Myanmar untuk membahas proses reformasi dan pengobatan untuk minoritas Muslim Rohingya.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi, pada kesempatan berbeda, menyatakan bahwa Indonesia melihat perkembangan demokrasi Myanmar sudah ke arah yang lebih positif.

"Maksudnya secara global membuka diri dan sebagainya dan saya kira Myanmar sebagai tuan rumah ini membuktikan bahwa dunia mengapresiasi proses perkembangan demokrasi yang ada di Myanmar," tutur Retno. 

KTT ke-25 ASEAN yang berlangsung pada 12-13 November 2014 kali ini mengusung tema "Moving Forward In Unity To a Peaceful and Prosperous Community" atau Melangkah Maju Dalam Sebuah Komunitas Yang Damai dan Makmur.

Pada KTT ASEAN kali ini, Indonesia mengusulkan pembicaraan mengenai demokratisasi, penanganan HAM serta pematangan visi Komunitas ASEAN pasca 2015. (antara/mukafi niam)


Terkait