Internasional

Nadia Murad, Eks Budak Seks ISIS Bangun RS di Kampung Halamannya

Sabtu, 15 Desember 2018 | 15:30 WIB

Nadia Murad, Eks Budak Seks ISIS Bangun RS di Kampung Halamannya

Iustrasi Rumah Sakit: stockvault.net

Sinjar, NU Online
Nadia Murad, mantan budak seks kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), mengatakan, akan membangun rumah sakit (RS) di kampung halamannya, kota Sinjar, Irak dengan menggunakan uang hadiah. 

Sebagaimana diketahui, Nadia Murad resmi menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada Senin (10/12) lalu. Rencananya, rumah sakit tersebut diperuntukkan bagi korban kekerasan seksual dan orang sakit yang ada di kampung halamannya.  

“Dengan uang yang saya dapatkan dari Hadiah Nobel Perdamaian, saya akan bangun sebuah rumah sakit di Sinjar untuk mengobati orang-orang sakit, terutama janda dan wanita yang terkena pelecehan seksual oleh ISIS,” kata Nadia dikutip laman Reuters, Sabtu (15/12).

Dia berterima kasih kepada pemerintah Irak dan Kurdistan yang menyetujui rencananya tersebut. Nadia mengatakan akan segera menghubungi organisasi kemanusiaan dalam waktu dekat untuk memulai pembangunan rumah sakit. 

Murad dianugerahi hadiah 1 juta dollar AS bersama dokter Kongo Denis Mukwege atas upaya mereka untuk mengakhiri penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang dan konflik bersenjata.

Nadia Murad adalah satu dari 7000 wanita dan gadis Yazidi yang diculik ISIS pada Agustus 2014 silam. Pada saat itu, ISIS mulai menginvasi wilayah Yazidi di Irak. Laki-laki dewasa Yazidi dibunuh, anak-anaknya dididik menjadi tentara ISIS, dan perempuannya dibawa dan dijadikan budak seks.  

Nadia dan perempuan Yazidi lainnya dibawa ke Mosul, ibu kota ISIS. Di sana, Nadia dan perempuan lainnya yang berhasil ditangkap ISIS diperlakukan seperti ‘binatang.’ Mereka disiksa, diperkosa, bahkan dijual ke sesama anggota ISIS sebagai seorang budak. 

Dia berhasil melarikan diri setelah tiga bulan ditahan ISIS. Nadia Murad kemudian sampai di Jerman. Di sana, ia aktif berkampanye untuk menentang ISIS dan memohon bantuan internasional untuk menyelamatkan wanita Yazidi yang masih ditahan ISIS. (Red: Muchlishon)


Terkait