Jepang Tingkatkan Kerjasama di Kawasan Timur Tengah
Jumat, 10 Januari 2014 | 16:13 WIB
Tokyo, NU Online
Perdana Menteri Jepang bertemu dengan Sultan Qaboos bin Said Al-Said dari Oman, mediator utama antara Iran dengan sejumlah kekuatan dunia, demi mengeratkan ikatan dengan kawasan penyuplai minyak tersebut.
<>
Lawatan Abe ke kerajaan kecil di Teluk Persia itu menunjukkan pentingnya kawasan tersebut sebagai pemasok utama energi. Tanpa memiliki sumber minyak, Jepang nyaris bersandar sepenuhnya atas impor bahan bakar berbasis fosil yang volumenya melonjak sejak 50 reaktor nuklir domestik dinonaktifkan pascagempa dan tsunami 2011. Negeri Matahari Terbit itu menggantungkan 90% kebutuhan minyak dan 30% kebutuhan gas alam pada kawasan, sebagaimana dilaporkan oleh wall street journal.
Langkah Abe mengunjungi empat negara akan menjadikannya sebagai perdana menteri pertama Jepang yang melawat enam kerajaan Teluk. Selain ke Oman, Abe akan bertolak ke Pantai Gading, Mozambik, dan Ethiopia.
Sekitar lebih dari 20 eksekutif perusahaan Afrika akan turut menyambutnya. Bersaing dengan Cina, Jepang tengah mencari pasar baru di mancanegara untuk memasarkan kendaraan, pembangkit listrik dan generator, serta membeli bahan bakar dan bahan baku lainnya.
Posisi Oman di kawasan Teluk dipandang unik karena mampu memasok minyak dan gas tanpa mesti melalui Selat Hormuz. Jika jalur itu mengalami hambatan, Oman dapat memanfaatkan jalur darat melalui negara Teluk lainnya.
Jepang pun akan diuntungkan dari hubungan antara Iran dan Barat yang membaik. Kondisi tersebut dapat berujung pencabutan sanksi ekspor minyak dan gas atas Iran.
Namun, para pejabat Jepang ingin mendemonstrasikan bahwa kawasan itu lebih dari sekadar sumber energi dengan mengungkap peran penting Sultan Qaboos dalam kesepakatan nuklir November antara Iran dengan Barat.
Abe diproyeksikan akan mengajak Sultan Qaboos untuk bersama-sama memerangi pembajakan di Laut Arab. Pasalnya, Pasukan Bela Diri Jepang memiliki pangkalan di Djibouti.
Menurut Kunihiko Miyake, analis luar negeri dari Canon Institute for Global Studies serta mantan petinggi senior di Kementerian Luar Negeri Jepang, Abe berpeluang besar untuk menjadi lebih tegas dengan citra Jepang. “Pemerintahan yang stabil akhirnya memungkinkan Jepang untuk terlibat dalam diplomasi serius dengan seluruh kawasan Timur Tengah,” ujarnya.
Abe yang menjuluki dirinya dengan sebutan “wiraniaga nomor satu” juga diharapkan dapat menawarkan produk-produk Jepang di Oman menyusul derasnya permintaan atas sistem pasokan air dan listrik dari negara tersebut. Akhir-akhir ini, Sumitomo berhasil menandatangani kontrak senilai $285 juta untuk membangun fasilitas pemasok air di Oman. (mukafi niam)