Jakarta, NU Online
Guru Besar Universitas Nasional Australia (ANU) Greg Fealy menilai gerakan milenial Nahdlatul Ulama sudah cukup baik di media sosial.
"Saya kira ada banyak orang yang sangat sanggup dengan sosial media dan sebagainya," katanya usai menjadi narasumber pada diskusi buku Nasionalisme Kaum Sarungan, Kamis (20/7).
Ia mencontohkan dengan adanya komunitas-komunitas media sosial, misalnya Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara, NU Online, dan Cyber Army Ansor. "Jadi ini prestasi yang sangat baik supaya ada informasi dari kedua belah pihak," ujarnya.
Meski demikian, ada hal lain yang menjadi catatan dari Greg, yakni belum menemukannya gaya baru dalam menarik kaum muda yang tidak menikmati gaya lama NU. Pasalnya, perubahan saat ini begitu cepat. "Gaya lama mungkin tidak begitu asik untuk generasi muda," ucapnya.
Di samping itu, pergeseran kaum menengah ke arah konservatif juga menjadi tantangan lain bagi NU. Sebab, mereka memilih cara instan dalam menemukan jawaban atas permasalahan agama yang mereka temui. "(Gaya lama) untuk kaum menengah yang semakin konservatif yang tidak ingin merefleksi lama tentang agama, ingin jawaban cepat," lanjutnya.
Oleh karena itu, Greg berharap agar NU dapat bersaing di tengah pusaran konservatisme dan gaya baru milenial. "Jadi saya berharap NU bisa bersaing dalam pasar ini tapi ya semakin sulit," pungkasnya.
Buku Nasionalisme Kaum Sarungan merupakan kumpulan artikel yang ditulisSekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faisal Zaini di Gedung PBNU. Peluncuran dan diskusi berlangsung di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. Hadir juga pada kesempatan tersebut Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Waketum PBN H Makusm Mahfoedz, Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Muhammad Bakir, Ketua PBNU H Robikin Emhas. (Syakir NF/Kendi Setiawan)