Daerah

Ziarah Makam Pangeran Purdaningrat

Ahad, 5 Mei 2013 | 05:01 WIB

Di kota dingin Wonosobo terdapat sejumlah makam bersejarah yang memiliki keterkaitan dengan terbentuknya struktur peradaban Nusantara. Ditemukannya sejumlah makam tokoh-tokoh penting menjadikan salah satu buktinya.<>

Salah satunya adalah dengan ditemukannnya makam Bendoro R.A Pangeran Purdaningrat yang berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter.  R.A Pangeran Purdaningrat dimakamkan satu komplek beserta keluarganya. 

Makam tersebut terletak di jalan raya Wonosobo Kalibeber km 02, Dusun Ketinggring Keluarahan Kalianget atau kira-kira 1.5 kilo meter dari arah kota melalui Argopeni.

“Mereka yang dimakamkan di sana memiliki garis keturunan langsung dengan Hamengkubuwana ke-3,” tutur juru kunci makam, Ahmad Supyan (64) saat ditemui WE di rumahnya kemarin.

Raden Purdaningrat, lanjut Supyan, adalah orang pertama yang meratakan alun-alun Wonosobo. Beliau pula yang mendirikan pendopo dan tinggal di sana.

“Sejauh ini, Raden Purdaningrat tidak diketahui kapan tanggal lahirnya. Namun, Makam Ketinggring diyakini sudah berusia kurang lebih 250 tahun,” Supyan melanjutkan ceritanya.

Meski sudah cukup tua, kondisi fisik Makam Ketinggring masih cukup bagus.  Beberapa bagian bangunan masih utuh. Maklum saja, pihak keluarga yang diwakili Haji Wahyu Sukodjo sudah dua kali melakukan pemugaran. Renovasi pertama pada 19 Maret 1953. Dan kedua pada 18 Maret 1990.

Lebih lanjut Supyan menerangkan bahwa peziarah ke makam Ketinggring tidak terbatas masyarakat Wonosobo saja. Mereka berasal dari berbagai daerah baik dalam maupun luar Jawa.

“Ada yang datang dari Manado, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Solo dan lain sebagainya,” katanya.

Bahkan, di antara para peziarah itu adalah keluarga Keraton Yogyakarta dan Solo. Fakta tersebut mempertegas kebenaran sejarah bahwa Raden Purdaningrat merupakan keluarga Keraton Solo dan Yogya yang bertugas membangun Wonosobo di masa lalu.

Aktivitas para peziarah di makam tersebut di antaranya membaca ayat suci Al-Qurán dan berdoa bagi para ahli kubur. Tak ketinggalan, masyarakat sekitar pun melakukan hal yang sama. Utamanya pada malam Jumát.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Fathul Jamil


Terkait