Semarang, NU Online
Yen kepengen anak dadi wong nggenah, wong tuwane yo kudu nggenah. Ojo arep-arep nggenah nek bapak ibune ora nggenah.
(Kalau kepingin anak jadi orang baik, orang tuanya juga harus baik. Jangan berharap anak baik jika bapak dan ibunya tidak baik).
<>
Demikian taushiyah yang disampaikan KH Habib Umar Muthohar dengan gaya santai khasnya ketika berceramah menjelang buka puasa di hadapan ribuan umat Islam yang memadati serambi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dalam acara Aqiqah Massal dengan Iringan 1000 Rebana, yang diadakan oleh Remaja Islam MAJT, kemarin.
Disampaikan Habib Umar, orang tua harus melakukan kebaikan dulu sebelum mengajari dan menyuruh anaknya berbuat kebaikan. Jangan menyuruh anak sholat dan puasa, tetapi ayah atau ibunya atau bahkan dua-duanya tidak sholat dan tiak berpuasa.
“Kita semua ingin punya anak yang soleh. Maka terlebih dulu kita harus jadi contoh sebagai orang tua yang soleh,” tuturnya.
Meski demikian, Habib Umar menyampaikan permakluman, bahwa banyak diantara orang tua yang belum sepenuhnya bisa menjadi teladan bagi anaknya. Dan setiap orang, meski belum maksimal berbuat baik, tetaplah patut dan harus berharap keturunannya orang baik. Lebih baik dari orang tuanya. Artinya ada perbaikan generasi.
Karena itu dia mengajak semua hadirin untuk senantiasa berdoa. Memohon kepada gusti Allah agar anaknya dibimbing langsung oleh Allah dan menjadi orang baik.
“Selalulah berdoa. Memohon kepada Gusti Allah agar membimbing anak-anak kita. Karena anak adalah amanah dari Allah, maka semoga Allah pula yang menjaganya. Dan kita tetap harus berusaha memegang amanah itu sebaik-baiknya,” wasiat dia.
Dalam hal berdoa, Habib memberi tips agar anak bisa menjadi soleh berdasarkan tuntunan Nabi dan ulama. Pertama, sesuai tuntuntan Rasulullah, ketika bayi lahir, ayahnya atau ibunya segera membacakan adzan di telinga kanannya lalu membacakan iqomat di telinga kirinya. Itu bermakna, si bayi mendengar kalimat toyyibah (suci) di awal hidupnya. Harapannya agar kelak dia tetap dalam iman sampai matinya.
“Ulama memberi tambahan, setelah membacakan adzan dan iqomah, bacakanlah surat Al-Qodr di ubun-ubun bayi. Lalu bacakan Surat Al-Insyiroh di dada kiri si bayi. Harapannya, anak akan bagus pikirannya dan mudah dinasehati. Tidak bandel. Ini adalah ikhtiyar. Mari kita lakukan,” ajaknya.
Kedua, lanjut Habib, anak diberi nama yang baik. Yaitu nama yang mengandung doa. Jangan asal memberi nama, apalagi yang maknanya kurang baik.
“Saat memberi nama inilah dianjurkan menyembelih kambing sebagai aqiqah. Berbahagialah Anda yang ada di sini. Panitia yang memberi aqiqah massal untuk Anda,” ujar Habib Umar dengan nada guyon.
Ketiga, berilah pendidikan yang baik. Orang tua wajib mendidik anaknya dengan moral agama. Jika tidak mampu, harus diserahkan pada ahlinya. Yaitu ulama.
“Kewajiban orang tua terakhir, agar anak terjaga soleh, segera kawinkan anak jika sudah sampai pada usianya. Jangan sampai anak berbuat dosa karena sudah waktunya nikah tidak segera dinikahkan,” ucap Habib menukil sabda Nabi dengan membacakan hadis.
Namun dia mengingatkan, soleh atau baik itu tidak satu sisi saja. Yaitu bukan hanya baik kepada Allah atau baik kepada manusia saja. Harus dua-duanya. Tidak disebut soleh jika orang rajin ibadah tapi memusuhi sesamanya. Tidak pula soleh jika orang baik hati tetapi tak mau menjalankan kewajiban ibadah.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ichwan