
Suasana Rapat Koordinasi Pengurus Pusat Pengkajian Islam dan Budaya Jawa (PPIBJ) di Metting Room Kampus I
Dalam rangka mewujudkan visi sebagai kampus riset, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, akan memperkuat basis penelitian yang informatif, tepat guna dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu basis kajian yang akan digarap UIN adalah penguatan kajian kearifan lokal (local wisdom) yang banyak diwariskan oleh penyebar Islam Jawa, yaitu Wali Songo.
Demikian disampaikan H Sholihan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) saat membuka Rapat Koordinasi Pengurus Pusat Pengkajian Islam dan Budaya Jawa (PPIBJ) di Metting Room Kampus I. Menurutnya, ajaran dan peninggalan Wali Songo sangat tepat untuk diungkap kembali sebagai khazanah Islam Nusantara yang mampu berdampingan dengan masyarakat.
"Model Islam damai yang dimiliki Wali Songo adalah potret wajah Indonesia masa lalu yang perlu diterapkan di masa sekarang," tegas dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini, Senin (21/3). Kalau selama ini Wali Songo hanya dipahami sebagai dongeng dan berbau mistik, katanya, riset tentang Wali Songo ke depan perlu dikembangkan lebih mendetail hingga teknologi dan sains era Wali Songo.
PPIBJ yang dimiliki UIN Walisongo ini diharapkan mampu membidani lahirnya Walisongo Corner, yang memuat seluruh informasi tentang Wali Songo. Potensi untuk mengungkap kembali manuskrip Jawa klasik, kitab kuno karya ulama Jawa, dan kajian kontemporer perlu disatukan dan diungkap menjadi data akademik yang mudah dipahami masyarakat luas.
Pengembangan kerja sama dalam penelitian Walisongo sudah menjadi komitmen UIN bersama dengan Paguyuban Pemangku Makam Auliya (PPMA) se-Jawa. Dan penelitian tentang Sunan Muria sudah dimulai tahun kemarin dengan basis pendekatan kajian secara akademis. "Harapan ke depan adalah semakin banyak penelitian yang mengupas sisi sains teknologi yang berkembang saat Walisongo memperjuangkan Islam tanah Jawa," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Ketua PPIBJ Drs H Anasom MHum menegaskan komitmen untuk melakukan kajian kewalisongoan. Selama ini, aktivitas penelitian yang sudah dijalankan akan diarahkan menuju basis kajian filologi dengan mengungkap khazanah masa lalu. Hari ini yang penting adalah perlunya kesadaran membaca teks Jawa, pegon, kitab yang ditulis berdekatan dengan masa Wali Songo.
"Kalau kajian Islam Jawa ini dikuatkan, maka UIN akan menjadi kampus panutan dalam melakukan rasionalisasi sejarah Wali Songo yang selama ini masih didominasi mistik," tegas Anasom. Arah kajian lembaga PPIBJ ini membutuhkan keseriusan dalam memburu naskah kuno, digitalisasi, kajian rutin, dan terjun ke lapangan dalam memperkaya data.
Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M Syamsul Ma'arif menyatakan bahwa penelitian dosen UIN memang perlu difokuskan pada area konsentrasi keilmuan dengan membentuk pusat-pusat studi seperti PPIBJ. Dosen yang sudah fokus kajian Islam Jawa diharapkan mampu mewujudkan mimpi besar ini. Dan tidak menutup kemungkinan riset Walisongo akan diorientasikan mengembangkan disiplin ilmu lainnya dengan membentuk pusat studi yang akan mengembangkan pada aspek ekonomi, hukum, komunikasi, pendidikan dan saintek. (Rikza/Mahbib)