Daerah

Tinjau Korban Banjir, Gus Ipul Minta Akses Warga Dinormalkan

Jumat, 19 Agustus 2016 | 17:00 WIB

Trenggalek, NU Online
Ketua PBNU yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf meminta Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menormalkan kembali beberapa akses sosial ekonomi masyarakat yang mengalami kerusakan.

“Normalisasi beberapa akses sosial ekonomi masyarakat yang mengalami kerusakan itu hal utama yang harus dilakukan,”  ujar Gus Ipul, panggilan akrabnya saat  meninjau beberapa titik banjir di Kab Trenggalek, Jumat (19/8) siang. 

Menurutnya, perbaikan beberapa infrastruktur yang merupakan akses sosial dan ekonomi sangat dibutuhkan. Diantaranya memperbaiki beberapa jembatan yang tergerus air, membersihkan jalan dari bebatuan tanah longsor, membangun kembali fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan rumah warga.

“Akses sosial yang juga harus menjadi perhatian adalah dibangunnya beberapa sekolah yang rusak. Langkah cepat dilakukan oleh Pemkab Trenggalek dengan membuat sekolah darurat untuk menampung siswa agar tetap memperoleh pendidikan meskipun banjir baru menerjang sekolahnya,”  kata mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu.

Ia katakan, Pemkab harus bekerjasama dengan pihak terkait untuk memetakan akses ekonomi dan sosial yang rusak. Kemudian dihimpun oleh Ketua RT atau Kades yang kemudian ke Bupati agar bisa disampaikan ke Gubernur Jatim untuk memperoleh bantuan sesuai dengan kerusakan yang ada.

“Tujuannya agar semua kegiatan ekonomi dan akses-akses umum bisa kembali digunakan. Data kerugian harus segera dibuat agar masyarakat bisa memanfaatkan semua fasilitas seperti awalnya,” ungkap Gus Ipul.

Pemprov bersama dengan BPBD Jatim langsung memberikan bantuan makanan dan minuman untuk suplai masyarakat yang terkena banjir di wilayahnya. Selain makanan dan minuman, sudah ada dokter dan perawat yang siap di Posko Kesehatan di setiap kecamatan guna membantu apabila dibutuhkan. “Perlengkapan obat-obatan juga siap agar bisa digunakan,” tegasnya.

Dalam laporan yang diterima Gus Ipul, banjir di beberapa kecamatan di Trenggalek ini terjadi karena volume air hujan yang cukup deras sehingga aliran air yang turun cukup banyak. Air tersebut berasal dari Ponorogo dan Gunung di Kampak. Dengan volume seperti itu menyebabkan beberapa jembatan jebol, jalan rusak, rumah warga tergenangi air sampai 150 cm dan terjadinya longsor.

“Longsor yang cukup parah adalah di salah satu jalan yang menuju ke wilayah Munjungan. Jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya yang bisa diakses warga. Oleh sebab itu, sejak tanggal 15 Agustus 2016 sudah dikerajakan petugas terkait untuk membersihkan jalan dari tanah longsor agar bisa dilewati warga ,” paparya.

Sementara itu Bupati Trenggalek Emil Dardak menyebut banjir ini berdampak terhadap kurang lebih 30 ribu jiwa, dan sekitar 7.500 rumah rusak. Dari jumlah tersebut masih belum diketahui berapa yang rusak berat dan ringan.

“Dengan jumlah tersebut merupakan skala yang tidak bisa ditanggung oleh Kabupaten, harus ada bantuan dari Pemprov Jatim. Dan tidak menutup kemungkingan mendapat bantuan dari pihak swasta agar aktifitas masyarakat bisa kembali normal,” ungkap bupati yang juga mantan Ketua PCINU Jepang itu.

Saat peninjauan Wagub Jatim didampingi Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek yakni Emil Dardak dan M. Nur Arifin. Mereka meninjau tiga titik banjir dan longsor yaitu meninjau akses jalan yang tertutup tanah longsor di Desa Ngadimukyo yang merupkan satu-satunya akses menuju Munjungan, kemudian ke Desa Ngrayung meninjau wilayah yang ketika banjir sebagian besarnya terendam kurang lebih 150 cm dan meninjau jembatan yang putus di Desa Sukorejo.

Sebelum meninjau lokasi Gus Ipul menggelar rapat koordinasi bersama bupati dan wakil bupati Trenggalek serta pejabat pemkab, Pemprov Jatim dan instansi terkait, membahas penanganan pasca bencana banjir dan tanah longsor. (Imam Kusnin Ahmad/Zunus)


Terkait