Daerah

Studi Banding ke Pasuruan, JQH Mojowarno Belajar Banyak Hal

Senin, 26 Februari 2018 | 22:00 WIB

Jombang, NU Online
Pimpinan Anak Cabang Jamiyatul Qurra wal Huffazh (PAC JQH) Nahdlatul Ulama Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang melakukan studi banding ke Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Firdaus Bangil, Pasuruan, Ahad (25/2). Sejumlah hal dipelajari dari kunjungan tersebut. 

Ketua PAC JQH NU Mojowarno, Ustadzah Hamidah menyampaikan banyak pengalaman menarik selama kunjungan, selain melihat secara langsung Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM di TPQ Al-Firdaus.

“TPQ Al-Firdaus menerapkan sistem administrasi yang tertata rapi. Seperti buku laporan keadaan siswa, kenaikan jilid, silabus, program pembelajaran, dan sebagainya tersedia dengan lengkap,” katanya, Senin (26/2). 

Dalam hal Sumbangan Pembinaan Pendidikan atau SPP, di TPQ tersebut menyesuaikan dengan tingkatan yang dipilih saat pendaftaran. “Selain itu ada kaleng cantik yang diedarkan tiap Senin, yang mana hasilnya digunakan untuk dana sosial seperti menjenguk santri sakit, atau ada hajatan,” ungkapnya.

Demikian pula tentang uang denda bagi santri yang terlambat. Hebatnya lagi, dari berbagai penerimaan tersebut ada beberapa bendahara untuk setiap penerimaan dana. “Jadi, tidak hanya satu bendahara yang membawa seluruh dana, tetapi masing-masing ada tupoksi. Begitu pula dengan tugas sekretaris,” tandasnya.

Yang juga tidak luput dari perhatian adalah guru di TPQ tersebut mendapatkan Surat Keputusan (SK) setiap tahun. “Kalau melamar sebagai guru, ada proses seperti pelatihan atau training. Itupun masih melalui beberapa tahapan,” ungkapnya. Apabila sudah diterima, akan mendapatkan SK dari lembaga. Dan apabila telah berjalan selama setahun, mendapat SK dari yayasan.

“Tentang rapat juga dibuat aturan, apabila datang terlambat maka akan ada pengurangan bonus rapat,” katanya. Begitu pulang absensi dewan guru, datang terlambat atau izin akan mendapatkan pengurangan bisyarah. Sedangkan apabila ada dewan guru yang disiplin atau menjadi teladan, maka mendapat tambahan bisyarah sebagai imbalan.

Diharapkan setelah studi banding ini bisa menjadikan lembaga TPQ di Mojowarno lebih baik serta disiplin. “Baik dalam segi manajemen maupun administrasi. Semua itu harus didukung oleh santri, guru, serta orang tua wali,” ungkapnya.

Disiplin dan tepat waktu merupakan pembiasaan baik, di mana tidak dimiliki semua orang. Karena semua memiliki kesibukan. “Apabila kita bisa disiplin dan tepat waktu serta manajemen yang baik,  maka sesibuk apapun pasti bisa menyelesaikan,” pungkasnya. 

Rombongan berjumlah 92 peserta tersebut terdiri dari ustadz dan ustadzah TPQ di Mojowarno. Mereka menggunakan dua bus besar yang dalam perjalanannya menyempatkan berkirim doa ke makam aulia, KH Abdul Hamid Pasuruan. (Syaihul Alim/Ibnu Nawawi)


Terkait