Temanggung, NU Online
Suara riuh rendah puluhan anak yang semuanya mengenakan peci hitam terdengar dari sebuah aula di lantai bawah sebuah bangunan yang mirip masjid. Di depan mereka, seorang staf pengajar sedang memberi pengarahan.
Sebagian dari anak-anak tersebut dengan seksama memperhatikan materi yang disampaikan pembicara. Sebagian lainnya lagi ramai sendiri bersenda gurau hingga salah seorang guru lainya perlu mengkondisikan suasana supaya jalannya kegiatan tetap kondusif.
Mereka adalah siswa baru SMP Nida Al-Qur'an yang sedang mengikuti Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2016 ini, Senin (18/7).
Menariknya, program pengenalan lingkungan di sekolah yang berlokasi di kompleks Pesantren Nida Al-Qur'an Paladan, Kedu, Temanggung ini ditangani langsung oleh guru dan sama sekali tidak melibatkan siswa senior dari anggota OSIS.
Kepala Sekolah SMP Nida Al-Qur'an Rini menyatakan, sejak tahun pertama beroperasi sekolahnya memang tak pernah mengadakan Masa Orientasi Siswa (MOS) sebagaimana lazimnya sekolah formal lainnya yang umumnya terjadi unsur perpeloncoan.
Menurut wanita berkacamata ini, jauh sebelum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan melarang MOS model dahulu itu, saat di sekolah lain diadakan MOS, sekolahnya sudah mengganti MOS dengan kegiatan pengenalan dan pemberian materi-materi persiapan yang dianggap penting sebelum peserta didik mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Hal itu, tambah Rini, selain mengantisipasi ekses negatif MOS, alasan lainya karena semua siswa SMP tersebut merupakan santri yang tinggal di asrama pesantren dengan nama yang sama yaitu Pesantren Nida Al-Qur'an.
“Karenanya tidak memungkinkan pula menugasi mereka dengan hal-hal yang sulit atau nyleneh. Memang disyaratkan bagi siswa SMP Nida Al-Qur'an harus bermukim di pondok, tidak boleh dilaju dari rumah.”
Pembelajaran di sekolah yang baru memasuki tahun ketiga ini terpadu dengan sistem pendidikan pesantren yang diasuh oleh KH Hasyim Affandi.
Lembaga pendidikan Nida Al-Qur'an yang juga dikelola oleh Rais Syuriyah NU Temanggung KH Yacub Mubarak ini menawarkan program unggulan berupa tahfizhul Qur'an, di samping pembekalan keterampilan berbisnis.
Saat ini jumlah santri Nida Al-Qu'ran sedikitnya berjumlah 200 santri putra. Hingga sekarang pesantren yang terletak di daerah persawahan ini belum membuka asrama untuk santri putri. (M Haromain/Alhafiz K)