Bojonegoro, NU Online
Upaya Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro mencerdaskan anak bangsa terus dilakukan. Hasilnya salah seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) Abu Dzarrin Kendal Dander Bojonegoro, Teguh Ari Wiboyo yang mendapat peringkat II Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (IPA) se-Jawa Timur dan menjadi atlit sepak takraw Kabupaten Bojonegoro.
<>
Siswa pasangan Zainal Arifin dan Sri Eti ningsih menceritakan tentang prestasinya yang begitu cemerlang. Dari ribuan siswa Seluruh Jawa Timur, ia berhasil menorehkan tinta emas bagi Bojonegoro, terutama mengharumkan nama sekolahnya, dengan nilai 56,85.
Menurutnya, sebagai pelajar tugas yang utama yakni belajar dengan tekun dan disiplin, meskipun tidak ujian. Saat mendekati UN yang berlangsung beberapa bulan lalu, selain belajar. Ia selalu berdoa sendiri dan meminta do'a kedua orang tua, bapak/ibu guru serta do'a dari para masyayih Kendal. Setelah seluruh upaya dilakukan berserah diri dan tawakal.
"Awal masuk di madrasah, karena ingin mondok belajar mendalami ilmu agama," ungkapnya kepada NU Online usai menerima penghargaan dari kepala Kemenag Bojonegoro Abdul Wahib, Senin (27/5/2013).
Saat hari pertama UN, pelaksanaan UN baginya tidak berjalan lancar. Pasalnya ia merasa gugup mengerjakan soal UN yang dibagikan pengawas, padahal berbagai persiapan dilakukan.
"Hasilnya tidak menyangka kalau mendapat prestasi," terangnya.
Pelajar kelahiran Bojonegoro 7 Juni 1995 ini juga gemar bermain musik meskipun sekolah di madrasah, cita-citanya menjadi musisi terus dikembangkan. Bahkan ia juga mempunyai band untuk memberikan semangat belajar dan tidak mempengaruhi prestasinya disekolah.
Ia yang gemar sekali pelajaran IPA. Juga berprestasi akademik maupun non akademik. Teguh menambahkan, kalau hobinya berolah raga futsal dan sepak takraw.
"Menjadi atlit sepak takraw Kabupaten Bojonegoro," jelasnya.
Sementara itu, orang Tua Teguh Ari Wibowo, Sri Eti Ningsih (43) mengungkapkan dengan mata berkaca-kaca, ucapan syukur kepada bapak/ibu guru MA Abu Dzarrin, Kemenag dan semua pihak.
"Saya tidak menyangka kalau mendapatkan prestasi," terangnya.
Guru di salah satu Sekolah Dasar itu mengatakan, sebenarnya tidak ada trik khusus agar anak bisa prestasi, karena anaknya belajar seperti biasa layaknya anak-anak yang lain. Terpenting menurutnya, pendekatan emosial antara ibu dan anak sangat penting. Tanpa pernah disuruh, anaknya rutin belajar kalau saatnya belajar di rumah.
Sedangkan Waka Kurikulum MA Abu Dzarrin M. Subaihul Mufid juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenag Bojonegoro yang memberikan piagam penghargaan dan beasiswa kepada peserta didiknya.
Menurutnya sebelum pelaksanaan UN, MA Abu Dzarrin memberikan bimbingan intensif kepada seluruh siswa kelas XII mulai Oktober 2012 hingga Februari 2014. Dengan menggelar try out sebanyak 9 kali yakni 7 kali mandiri, 1 kali dari Kemenag dan 1 kali dari lembaga bimbingan belajar.
"Prestasi ini karena semuanya, termasuk dengan berdo'a bersama, menggelar istighosah baik siswa, orang tua maupun guru. Serta keliling berdo'a dimakam wali," terangnya.
MA Abu Dzarrin dinaungi 9 pesantrn, diantaranya Abu Dzarrin, Al-Charis, Al-Asmanah, Al-Qusy, Abu Dzarrin Ar-Ridwan, Al-Muniri, Al-Ma'ruf dan beberapa pondok lainnya. Pesantren didirikan tahun 1913, sekarang ini MA Abu Dzarrin menggunakan sistem KTSP yang dikelola pesantren berbasis salaf. Dengan mempertajam umum kemasyarakatan, tahlil, dzibaiyah dan keterampilan lainnya.
Sebelumnya, pada 2006 lalu salah seorang siswanya mendapat juara IV Se-Jawa Timur mata pelajaran ekonomi. "Termasuk Teguh yang mampu berprestasi akademik maupun non akademin," jelasnya.
Guru mata pelajaran ekonomi ini juga mengaku, kalau Teguh termasuk siswa tidak bandel, tekun dan rajin. Teguh juga aktif di Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) MA Abu Dzarrin. Dengan prestasi salah satu peserta didiknya, ke depannya akan dikembangkan.
Semua prestasi ini bisa dicapai, karena pembinaan Kemenag Bojonegoro melalui MEDP. Pasalnya beberapa waktu lalu guru mata pelajaran (Mapel) UN pernah dikirim pelatihan tingkat nasional. Serta pelatihan bagi guru Mapel IPA di Bandung, guru Mapel bahasa di jakarta, guru Mapel matematika di Jogjakarta dan guru mapel IPS di Malang.
"Dengan adanya program MEDP dari Kemenag saat menunjang MA Abu Dzarrin bahkan menjadikan akreditasi A sekarang ini. Dukungan mutu pendidikan dan sarana dari Kemenag memberikan dampak baik," ungkapnya.
Mufid sapaan akrab guru asal Desa Ngumpak dalam Kecamatan Dander juga berkeinginan, kalau MA Abu Dzarrin juga akan berencana membuka kelas unggulan bahasa. Kalau saat ini baru ada jurusan IPA, IPS, bahasa dan agama.
"Pengusaan bahasa nanti akan dikarantina, dengan kursus setiap hari bahkan setiap saat. Kemudian dikembangkan dari kakak kelas diajarkan kepada adik kelasnya" pungkasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Reporter : M. Yazid