Daerah

Sijangek Patamuan Serahkan 6 Ha untuk Pesantren

Senin, 16 September 2013 | 09:00 WIB

Pariaman, NU Online 
Masyarakat Sijangek Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat sepakat menyerahkan tanahnya hampir 6 hektar untuk pengembangan dan pembangunan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum.
<>
Pembanguna pesantren tersebut saat ini sudah berjalan di Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. Penyerahan tanah untuk lokasi pesantren, merupakan keinginan masyarakat menjadikan Sijangek sebagai lokasi memperdalam ilmu agama Islam.

Pimpinan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Muhammad Nur M.A, di Pariaman Senin (16/9), menyebutkan, langkah awal penyerahan lokasi yang akan dibangun tersebut sudah dilakukan goro bersama masyarakat membersihkan lokasi pada Minggu (15/9) kemarin. 

Selain Muhammad Nur dan masyarakat setempat, juga turut bergoro Wakil Sekretaris PW Nahdlatul Ulama Propinsi Sumatera Barat Armaidi Tanjung. 

Lokasi di Sijangek ini merupakan pengembangan dari Pesantren Nahdlatul Ulum yang sekarang sudah dirasakan terbatas untuk dikembangkan.

“Saat ini ada 10 lokal yang digunakan untuk belajar dan asrama putra. Sejak dimulai tahun 2010, sudah ada 75 murid dari kelas I hingga III. Keterbatasan lahan di Desa Kajai, memang pengembangan Nahdlatul Ulum akan terbatas. Mudah-mudahan dengan lokasi yang baru ini nantinya bisa dikembangkan dengan daya tampung lebih banyak,” kata M.Nur yang juga Sekretaris PC NU Kota Pariaman.

Di Sijangek ini, selain pondok pesantren juga akan dibangun lokasi manasik haji, sarana olahraga seperti panjat tebing, bola kaki dan arena perkemahan. Tahun depan, kita berharap sudah bisa mulai belajar, baik tingkat Aliyah maupun Tsanawiyah. Tergantung kebutuhan. “Tahap awal kita akan bangun 5 lokal belajar. Dari perkiraan sementara, pembangunan sarana dan prasarana pesantren ini akan menelan biaya sekitar 7 miliar rupiah,” tambah Muhammad Nur.

Ketua Komite Pembangunan Pesantren Nahdlatul Ulum Sijangek Alimin didampingi sekretarisnya Amzah MM, masyarakat Sijangek memang sudah sepakat menyerahkan lahan yang berada di sekitar aliran Batang Mangor untuk pembangunan pondok pesantren. 

Ia ingin anak-anak masyarakat Sijangek, Patamuan dan anak-anak bangsa lainnya bisa belajar agama Islam di pesantren yang berada di Sijangek ini. Antusias masyarakat terlihat saat akan memulai bergoro. Berbagai tokoh masyarakat di Sijangek langsung turun. Sekalipun usianya sudah tergolong tua dan tak kuat bergoro.

“Sebagai bentuk kesungguhan masyarakat, hari ini (Ahad, 15/9) langsung dilakukan pengukuran dan rancangan tata ruang. Sehingga bisa disiapkan master plan pondok pesantren yang bakal didirikan,” tambah Amzah yang juga seorang guru ini.  (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi) 


Terkait