Bogor, NU Online
Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Bogor masa khidmat 2017-2019, pada Ahad (21/1) berlangsung dengan sangat sederhana namun penuh khidmat. Bertempat di Gedung Kesenian dan Olahraga Kabupaten Bogor, kegiatan dihadiri tamu kehormatan dari Anggota Majelis Alumni IPNU yang kini diamanahi sebagai Sekretaris Kementerian Agama Republik Indonesia, KH Khoirul Huda Basyir.
Selain memberi ucapan selamat kepada pengurus yang baru dilantik, Kiai Basyir juga menaruh harapan yang lebih bagi keberlangsungan organisasi pelajar NU di Kabupaten Bogor.
"Karena terpilihnya Rekan-rekan sebagai bagian dari IPNU di Kabupaten Bogor tentu merupakan bagian dari takdir Allah yang telah diskenario oleh-Nya. Ini menjadi sebuah kemuliaan, dimana kita ditakdirkan untuk berperan sebagai generasi Islam yang mampu meneruskan estafet para ulama untuk terus berjuang mengembangkan ajaran Islam ahlussunnah waljamaah di negeri yang kita cintai ini," terangnya.
Ia berharap agar para pengurus yang baru dilantik mampu menjadikan proses regenerasi sebagai media pengkaderan di lingkungan NU. Menurutnya, problem paling akut yang terjadi di tubuh NU ialah perihal kaderisasi.
"Untuk menjadi kader militan, harus benar-benar diwujudkan. Hal itu yang telah dicontohkan para ulama kita. Benar-benar pas sekali bahwa pengkaderan NU itu melalui IPNU. Karena bangsa kita ini, menaruh harapan kepada pelajar dan intelektualnya agar mampu mengayomi dan memberi pencerahan bagi warga NU," kata kiai muda itu.
Organisasi keislaman di luar NU senantiasa melakukan pengkaderan dengan sangat massif. Warga NU tidak hanya terus-menerus membanggakan kiprah NU zaman dulu, tetapi mesti dibarengi dengan perilaku kaderisasi kekinian.
"Itulah bunyi kaidah yang sering diperdengarkan kepada kita; Al-Muhafadzhotu 'ala qodimissholih wal akhdzhu bil jadidil ashlah," kata KH Khoirul Huda Basyir disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Dirinya mengaku memperoleh kabar bahwa pada tahun 2025, NU akan bubar. Kabar tersebut datang dari kelompok-kelompok yang tidak suka dengan eksistensi NU. Orang-orang yang memberikan kabar tersebut, di saat yang sama, melakukan caci-maki dan perilaku bullying kepada ulama dan kiai di lingkungan NU.
"Kalau di luar sana, model pengkaderan yang dilakukan hanya bermodal provokasi saja. Sebab cuma itu yang bisa mereka lakukan. Lagi pula, siapa yang tak kenal NU? Organisasi yang mampu memberikan kontribusi kepada NKRI sejak awal berdiri hingga tetap tegak dan kokoh sebagai negara-bangsa," katanya.
Ia mengimbau agar pengkaderan di tubuh NU harus bisa dilakukan dengan serius dan sistemik digarap untuk melahirkan kader yang unggul dan berkualitas. IPNU mesti melakukan konsolidasi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jenjang pendidikan dan keagamaan.
"Mari upayakan kekompakkan kita. Kita harus benar-benar serius membina dan menciptakan proses kaderisasi dengan baik. Salah satunya melalui transformasi ilmu pengetahuan," imbuhnya.
Para kiai di sekitaran Jabodetabek, sambung dia, sering mendiskusikan agar para pengurus NU bisa men-jam'iyah-kan jamaah atau menstrukturkan kultur-kultur NU.
"Banyak orang yang secara amaliyah dan ubudiyah persis seperti yang diajarkan kiai dan ulama NU, tetapi tidak tahu NU secara struktur dan organisasi. Saya mengimbau dan berharap agar garapan melalui kaderisasi ini bisa efektif dan kultur-kultur yang berkembang di masyarakat bisa ditransformasi menjadi struktur yang kuat," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, hadir pula Sekretaris PW IPNU Jabar Rizki Topananda, Ketua Umum PP IPNU Asep Irfan Mujahid, Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Bogor KH Romdon, Kapolres Kabupaten Bogor Andi Dicky Pastika Gading, dan pejabat pemerintah setempat. (Aru Elgete/Kendi Setiawan)