Daerah

Sedekah Pondok, Pesantren Al-Rosyid Bojonegoro Gelar Expo dan Bazar

Sabtu, 6 Juli 2019 | 14:00 WIB

Sedekah Pondok, Pesantren Al-Rosyid Bojonegoro Gelar Expo dan Bazar

Wabub Bojonegoro saat resmikan expo dan bazar pesantren

Bojonegoro, NU Online 
Selama sepekan, Pesantren Al-Rosyid Dander, Bojonegoro, Jawa Timur  mengadakan expo dan pasar murah. Kegiatan yang berlangsung tanggal 3 sampai 8 Juli 2019 itu sebagai bentuk sedekah pondok kepada masyarakat.

Selain berbagai hiburan dan perlombaan, sejumlah stand jualan juga disediakan untuk dikunjungi para pengunjung yang penuh sesak. "Expo dan pasar murah ini sebagai sedekahh dan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan usahanya. 

"Karena sedekah itu kan menolak balak, sekaligus biasanya pesantren yang difasilitasi masyarakat, sekarang masyarakat yang difasilitasi pesantren," kata Pengasuh Pesantren Al-Rosyid, KH Alamul Huda Masyhur.

Gus Huda panggilannya menuturkan, acara expo dan pasar murah ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan akhir tahun sebelum dilaksanakannya haflah akhirussanah. "Ada 40 stand baik makanan, minuman, aksesoris, peralatan shalat, berbagai camilan, dan yang lainnya," jelasnya.

Diterangkan, dalam expo kali ini juga dirangkai dengan beberapa festival, di antanya ada festival hafidz cilik, oklik dan festival Banjari se-Karisedenan Bojonegoro. Saat pembukaan pengunjung dihibur langsung oleh group musik Gambus Zaljibaz.

"Semua kegiatan ini sepenuhnya apresiasi kepada masyarakat dengan harapan santri mendapatkan doa dan ilmu yang barokah," terangnya.

Pembukaan acara dihadiri dan diresmikan Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto dengan pemotongan pita. Termasuk dihadiri Kepala Bakorwil, Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno, sejumlah kiai, dan perwakilan dari sponsorship.

Pesantren Al-Rosyid dirintis oleh KH Muhammad Rosyid pada tahun 1902. Pesantren ini sempat mengalami kevakuman yang cukup lama setelah KH Rosyid wafat pada tahun 1909. Pada 1959 Pesantren Al-Rosyid dihidupkan kembali oleh KH Mansyur sebagai realitas atas cita-cita beliau untuk meneruskan dan menghidupkan kembali pesantren yang pernah vakum.

Sepeninggal KH Mansyur pada tahun 1974 tongkat kepemimpinan  Pesantren Al-Rosyid diteruskan oleh KH Muhammad Sajjidun Mansyur,  KH Alamul Huda Mansyur, KH Muhammad Shofiyulloh Mansyur dengan dibantu oleh para dewan Asatidz.

Pada awal kepengurusan, Pesantren Al-Rosyid menggunakan pola manajemen 'tradisional' di mana kiai merupakan figur sentral dan semua kebijakan ada di tangan sang kiai.

Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya pondok serta untuk memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar, maka dibentuklah Yayasan Pondok Pesantren Al-Rosyid. "Pendidikan kepesantrenan yang diselenggarakan di Pesantren Al-Rosyid tidaklah berbeda dengan pesantren-pesantren pada umumnya para santri belajar," pungkas Gus Huda. (M Yazid/Muiz)


Terkait