Jember, NU Online
Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Jember, Jawa Timur patut berbangga. Pasalnya, dua santrinya meraih juara di bidang sastra yaitu, Bramansyah Dicky Herlambang, berhasil menyabet juara satu dalam lomba Cerpen dan Cipta Puisi se-Jatim di Universitas Merdeka Malang (UMM) belum lama ini.
Siswa kelas XI IPA 1 SMA Nuris ini di babak final sukses menyingkirkan sembilan penulis naskah terbaik dengan nilai 1035,1.
Selain bisa menjawab seluruh pertanyaan juri dengan lancar, Bramansyah juga mampu mendeklamasikan cerpen yang ditulisnya layaknya teater monolog. Dia menguasai panggung dan tampil dengan memakai kostum sesuai dengan tema cerpen yang diusungnya, yakni tentang Narkoba Bukan Jalan Hidup.
Sedangkan rekannya, Ayu Novita Sari juga menggapai prestasi di ajang yang sama. Siswi kelas XI IPS 1 ini merengkuh juara tiga di lomba yang diikuti oleh ratusan peserta se-Jawa Timur tersebut. Meski di babak final, Ayu Novita Sari sempat berada di peringkat 1 dari 10 besar yang akan maju untuk mempresentasikan cerpennya, namun akhirnya harus puas di urutan ketiga.
Dua prestasi yang ditorehkan dua santri tersebut semakin menahbiskan Pondok Pesantren Nuris sebagai lembaga favorit yang banyak menelorkan prestasi di berbagai ajang, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah seorang Pengasuh Pesantren Nuris, Gus Rabith Qashidi mengatakan, pihaknya memang terus memupuk lahirnya sastrawan santri atau santri yang sastrawan, yang diharapkan akan mewarnai jagat sastra Indonesia. Dikatakannya, pembinaan sastra dan karya tulis di Nuris cukup intens dilakukan, dengan mendatangkan pembina-pembina sastra yang mumpuni.
"Nuris ingin mencetak sastrawan handal. Kalau sastrawan yang santri, kita berharap karya-karyanya bernafas islami, atau Islam Nusantara," tukasnya di Nuris, Selasa (29/8).
Sementaa itu, Ayu Novita Sari menuturkan, pesantren dengan karya tulis dan sastranya bisa menjadi penyeimbang pemerintah dalam membangun bangsa. Melalui karya fiksi, sastra dan sebagainya, kebijakan pemerintah bisa dikoreksi dengan tulisan-tulisan yang satire. Sehingga fungsinya cukup beragam.
"Dan saya ingin menjadi bagian dari itu," tukasnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)