Sukoharjo, NU Online
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengelar konferensi di gedung pertemuan Kecamatan Weru, Sukoharjo Selasa (3/5).
H Rusmanto terpilih sebagai rais syuriah menggantikan Sri Hartoyo, SPd, MPdi, sedangkan Slamet, SPd dipercaya menjadi ketua tanfidziyah MWC NU Weru, menggantikan Sutrisno, SAg, untuk masa khidmat tahun 2011-2016.<<>br />
Acara konferensi dihadiri delapan perwakilan pengurus ranting yaitu Tawung, Ngereco, Tegalsari, Weru, Alasombo, Karakan, Krajan dan Grogol.
Tampak hadir diantaranya, Ketua PCNU Sukoharjo, HM Nagib Sutarno, Sekretaris PCNU, M Lasimin, Sekretaris Lembaga Perekonomian PCNU, Karjimin, Sekretaris LWNU, Mustadi dan anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo dari PKB, Agus Ismail, serta Muspika setempat.
KH Samsudin Asyrofi, Wakil Ketua PWNU Jateng dalam pengajian akbar mengingatkan kepada warga dan kader NU untuk terus mengembangkan Islam yang rahmatal lil ’alamien.
”NU sangat menghormati tradisi lokal yang memberi warna pada kehidupan masyarakat, dan menolak ajaran radikal yang mengarah kepada perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegas tokoh NU asal Klaten ini. (ccp)
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengelar konferensi di gedung pertemuan Kecamatan Weru, Sukoharjo Selasa (3/5).
H Rusmanto terpilih sebagai rais syuriah menggantikan Sri Hartoyo, SPd, MPdi, sedangkan Slamet, SPd dipercaya menjadi ketua tanfidziyah MWC NU Weru, menggantikan Sutrisno, SAg, untuk masa khidmat tahun 2011-2016.<<>br />
Acara konferensi dihadiri delapan perwakilan pengurus ranting yaitu Tawung, Ngereco, Tegalsari, Weru, Alasombo, Karakan, Krajan dan Grogol.
Tampak hadir diantaranya, Ketua PCNU Sukoharjo, HM Nagib Sutarno, Sekretaris PCNU, M Lasimin, Sekretaris Lembaga Perekonomian PCNU, Karjimin, Sekretaris LWNU, Mustadi dan anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo dari PKB, Agus Ismail, serta Muspika setempat.
KH Samsudin Asyrofi, Wakil Ketua PWNU Jateng dalam pengajian akbar mengingatkan kepada warga dan kader NU untuk terus mengembangkan Islam yang rahmatal lil ’alamien.
”NU sangat menghormati tradisi lokal yang memberi warna pada kehidupan masyarakat, dan menolak ajaran radikal yang mengarah kepada perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegas tokoh NU asal Klaten ini. (ccp)
