Jombang, NU Online
Untuk bisa mendirikan fasilitas umum, biasanya warga NU memberikan sejumlah sumbangan dan tidak pernah memikirkan imbalan. Tapi dengan membangun fasilitas kesehatan ini, mereka juga akan menikmati bagi hasilnya kelak.<>
Ini diantara letak perbedaan jariyah yang dihimpun dari donasi warga NU di berbagai daerah. Selama ini orang menyumbang semata untuk suksesnya acara yang diinginkan. Hendak mendirikan kantor, masjid, musholla serta fasilitas yang lain. Namun untuk Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang, warga justru akan menerima bagi hasil sesuai saham yang dimiliki. Boleh jadi, jariyah amal didapat, hasil secara materi juga diperoleh.
“Inilah yang membedakan jariyah untuk rumah sakit ini dibandingkan dengan sumbangan lain,” kata dr H Bambang D Hayunanto, Sp KK, Direktur Utama RSNU Jombang saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu berselang.
4 Milyar dari Warga
Mantan Direktur Utama RSUD Jombang ini menandaskan bahwa dengan ikhtiar dan hasil studi banding serta diskusi yang tidak mengenal lelah, maka ditemukanlah formula sumbangan warga dalam bentuk saham tersebut. Tidak tanggung-tanggung, setelah diumumkan ternyata hasil penjualan saham rumah sakit menembus angka Rp 4,2 miliar. Dari jumlah itu, saham sebesar 35 persen dikuasai Nahdliyin. Sedangkan sisanya, yakni sebanyak 65 persen dipegang NU secara kelembagaan.
“Benar-benar luar biasa antusias dan harapan warga NU terhadap rumah sakit ini,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini.
"Sebanyak 1.707 nahdliyin secara resmi ikut menjadi pemilik RSNU. Jumlah itu setara dengan 35 persen. Sisanya, sebesar 65 persen dipegang NU secara kelembagaan," kata Hamid Bisri atau Gus Mamik, Kepala Bagian Tata Usaha, RSNU Jombang. Gus Mamik merinci, secara keseluruhan saham yang dijual sebanyak 276.902 lembar. Dari jumlah itu, sebanyak 99 ribu lembar dibeli warga NU, dan 188 ribu menjadi milik NU secara kelembagaan. Sebenanarnya yang berminat membeli dengan jumlah besar cukup banyak. Namun, upaya itu terganjal aturan pembatasan. Yakni, untuk perorangan dibatasi maksimal seribu lembar saja.
"Kami ingin memberi kesempatan warga NU yang juga ingin memiliki saham meski satu dua lembar," ujarnya.
Mantan Sekretaris PCNU Jombang ini menambahkan, secara keseluruhan aset RSNU bernilai lebih dari Rp26 Milyar. Aset itu berupa tanah, bangunan, dan peralatan medis. Walhasil, untuk bangunan mendapat bantuan dari Pemprop Jatim sebesar Rp 10 Miliar, kemudian dari Menteri Kesehatan mendapatkan bantuan alkes (alat kesehatan) senilai Rp5 Miliar. Sedangkan aset tanah mendapat bantuan dari Pemkab Jombang dan jamaah NU. Praktis, dengan dana yang terhimpun, tidak ada kendala berarti bagi rumah sakit ini untuk beroperasi. Dan hingga kini, rumah sakit yang beralamatkan di Jalan KH Hasyim Asyari, Mojosongo Jombang ini sudah dapat menerima pasien.
NU dan Prospek RS
Hal yang juga terlihat istimewa dari pengelolaan RSNU adalah kerja sama antara PCNU Jombang dengan pihak rumah sakit. Untuk hal yang menyangkut kebijakan dan operasional RS, maka seluruhnya dipercayakan kepada para tenaga medis dan profesional kedokteran lainnya. Namun untuk hal yang menyangkut kebijakan umum, negosiasi dengan pihak luar yang tidak ada kaitannya dengan persoalan medis, maka hal itu menjadi ‘kapling’ NU. Representasi dari PCNU di rumah sakit ini adalah beberapa orang yang direkrut sebagai tenaga tata usaha. Mereka adalah H Minanurrahman, H Hamid Bisri, Saifullah Isbari dan Andi Nawawi.
“Kawan-kawan dari NU terlibat aktif saat seleksi tenaga medis dan pegawai rumah sakit,” kata dokter Bambang sapaan akrabnya. Ya, untuk bisa menjadi pegawai termasuk dokter dan tenaga medis lain di RS ini, para peserta harus melewati tes keahlian, psikologi juga kemampuan ke-NU-an.
“Untuk tes keahlian dan psikologi, kami melibatkan tenaga profesional yang kredibel. Sehingga semua karyawan dari mulai dokter hingga cleaning service telah memenuhi standar kepegawaian sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata suami dari Ir Trisni Handayani ini.
“Nah, tim seleksi untuk materi ke-NU-an adalah dari PCNU Jombang,” tandas bapak dua anak ini. Dengan demikian, tidak ada yang perlu diragukan dalam hal kemampuan profesionatitas dan ke-NU-an para karyawan dan tenaga medis.
Demikian juga, komunikasi dengan NU struktural terus dijalin. “Saat acara istighotsah yang diselenggarakan pengurus MWC maupun Ranting, kami sering turun dan mensosialisasikan keberadaan rumah sakit ini,” ujar dokter Bambang.
Meski terhitung baru beroperasi, namun RSNU siap memberikan layanan terbaik bagi warga NU dan masyarakat serta tentunya bersaing dengan RS di sekitar Jombang. Kelebihan lain dari layanan kesehatan ini yakni memproklamirkan diri sebagai RS bernuansa lingkungan. Karenanya, saat pasien dan keluarga memanfaatkan RSNU, maka mereka tidak semata akan distimulus kesehatan fisiknya, namun juga dengan suasana RS yang hijau dan menyejukkan.
“Ini yang tidak dipikirkan banyak rumah sakit lain,” kata dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin Unair ini sedikit promosi.
Dokter Bambang juga sangat optimis dengan masa depan RS ini karena statusnya sudah terakreditasi. Dengan demikian, beberapa calon dokter dapat menjadikan RSNU ini menjadi tempat ‘magang’ selama setahun sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Dengan aturan ini, maka dapat dipastikan akan kian banyak dokter yang berkiprah di sini,” katanya dengan senyumnya yang khas. “Tentunya hal itu akan kian memberikan nilai lebih bahwa RSNU benar-benar bisa memilih dokter terbaik bagi kesembuhan pasien,” ungkapnya.
Jalan panjang dan ikhtiar PCNU Jombang dalam menyediakan fasilitas terbaik bagi warganya telah teralisir dengan baik.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah