Daerah

RMI Jateng Bahas Posisi Pesantren dalam Pendidikan Nasional

Rabu, 26 November 2014 | 06:04 WIB

Semarang, NU Online
Fraksi Kebangkitan Bangsa Jateng mengadakan diskusi publik di ruang fraksi lantai empat gedung Berlian (DPRD Jateng), Selasa (25/11). Diskusi bertema "Pesantren Minim Perhatian, Di mana Peran Pemerintah?" menghadirkan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin dan pengurus Ma’raif NU Jateng.
<>
Ketua fraksi Hendri Wicaksono menyatakan perlunya mendudukkan pesantren dan madrasah secara proporsional. Ia menyadari bahwa basis dari konstituennya merupakan nahdliyyin. “Maka sudah sewajarnya kami membawa aspirasi mereka agar persoalan pesantren masuk agenda legislator Jawa Tengah," ungkap Hendri.

Sementara Gus Rozin menilai diskusi ini akan bermanfaat bagi aswaja. Diskusi ini pula merupakan silaturahmi struktural antara NU dan PKB. Silaturahmi ini sangat penting bagi NU untuk menyinergikan potensi semua nahdliyyin di NU atau PKB.

Gus Rozin menyebutkan sejumlah hal yang diperhatikan untuk pesantren selama ini. Pertama, terkait kemandirian pesantren dan pengasuhnya. Kedua, pesantren salaf dan ketiga persoalan keilmuan.

"Mari kita bersama-sama membangun sinergitas melalui jejaring, saya kira tanpa adanya kesadaran berasosiasi pesantren, maka potensi untuk fragmentasi itu sangat besar," ungkap Gus Rozin.

Di Jawa Timur ada Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren (LPPD) yang dibuat oleh pemrov. Salah satu programnya adalah pemberian beasiswa bagi guru madrasah dan ustadz pesantren.

Sementara delegasi LP Ma’arif NU Jateng Muh Zen Adv membahas tantangan madrasah selama ini. Tampak juga 13 legislator dari FKB dan Ketua DPW PKB KH Yusuf Chudlori yang juga diamanahkan sebagai Wakil Ketua PP RMI. (M Zulfa/Alhafiz K)


Terkait