Daerah

Rapuhnya Akhlak, Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Rabu, 28 Mei 2014 | 06:51 WIB

Brebes, NU Online
Rapuhnya akhlak di kalangan generasi muda, menjadi faktor penyebab kenakalan remaja. Ahlak yang rendah sebagai akibat dari kurangnya pendidikan agama. Sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Padahal generasi muda menjadi tumpuan kehidupan bangsa dan negara di masa mendatang. 
<>
Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Assalafiyah Brebes KH Subkhan Makmun saat menyampaikah makalah pada Pembinaan Penyuluh Agama se Kab Brebes, di aula kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab Brebes, Senin (26/05/14).

Kiai yang terkenal tegas tersebut mengungkapkan, bahwa kenakalan remaja seperti pencurian, penipuan, perkelahian, pengrusakan, penganiayaan, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran susila, pelecehan seksual dan lain-lain tengah merambah generasi muda. Keadaan tersebut diatas tidak bisa kita pungkiri tetapi bukan berarti untuk dibiarkan. Namun harus ada tindakan kongkrit dari dai dan pendidik.

Kata Kiai Subkhan, ada upaya-upaya yang dapat diambil dalam penanggulangan kenakalan remaja. Antara lain melalui pertama, tindakan preventif berupa peningkatan kesadaran orang tua tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik pertama dan utama. Kedua, menjalin komunikasi yang efekttif antara Tsalasa Usul (Tri pusat pendidikan), antara keluarga, sekolah dan masyarakat bersinerji dalam satu bahasa menangani kenakalan remaja. Langkah ketiga menanamkan ajaran agama dan nilai-nilai akhlak dan keempat memfasilitasi atau mengisi waktu-waktu luang dengan hal-hal bermanfaat. 

“Sesungguhnya, sifat muda, pengangguran dan kecukupan harta yang tidak terkendali menjadi sumber kerusakan bagi seseorang,” kata Kiai Subkhan menyitir sebuah syair.

Namun demikian, Keluarga tetap menjadi yang pertama sebagai madrasah keluarga. Di dalam keluarga bisa berfungsi sebanya pusat belajar agama, cinta kasih, sosial budaya, perlindungan, reproduksi, sosialisasi pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. 

Sebagai dai dan pendidik, lanjutnya, adalah sebagai sumber teladan. Karena tidak hanya berfungsi menginformasikan ilmu saja tetapi harus berupaya membersikan diri dan mengarahkannya ke akhlaqul karimah. Jiwa dan raganya bisa mencerminkan keagungan ilmu dan mengindahkan syariat. 

Untuk itulah, sebagai dai dan pendidik harus mempunyai niat nasrul ilmu, ketulusan hati, mencontoh kebenaran dan kembali kepada yang haq serta berdoa untuk umat dan peserta didik. 

“Langkah-langkah tersebut tentunya dengan bersandar kepada Allah SWT,” papar Kiai Subkhan.

Pembinaan penyuluh agama, di prakarsai Kantor Kemenag Brebes sebagai upaya turut membangun akhlak bangsa. Kepala Kantor Kemenag Brebes H Imam Hidayat menjelaskan, pembinaan diikuti 268 penyuluh agama non PNS se Kabupaten Brebes. Para penyuluh ini, merupakan sukarelawan yang direkrut Kantor Urusan Agama tiap Kecamatan. 

“Mereka bekerja sukarela dan ikhlas dengan mengharap Ridlo Allah SWT,” kata Imam Hidayat. (wasdiun/mukafi niam)


Terkait