Daerah

Produk Keset GP Ansor Tiris Tembus Bali

Jumat, 11 Januari 2013 | 02:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Tidak ada rotan akarpun jadi, itulah yang menjadi motivasi Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo yang selama ini mengembangkan usaha pembuatan keset dengan memanfaatkan limbah konveksi kain.<>

Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Tiris Fauzan menuturkan selama ini pemasaran keset produk PAC GP Ansor ini hanya dijual di pasar lokal saja, seperti di pasar daerah Kabupaten Probolinggo, Lumajang dan Jember. Tetapi, kini hasil kerajinan PAC GP Ansor Kecamatan Tiris Tiris ini juga diminati oleh pasar di Bali.

“Kerajinan keset yang berbahan utama kain itu pembuatannya terus berkembang. Hal itu terlihat dari pesatnya permintaan dari konsumen, selain dari dalam daerah juga dari luar daerah. Bahkan juga ada permintaan dari pasar di Bali yang meminta 1.000 keset per bulan,” ujar Fauzan, Kamis (10/1).

Lebih lanjut Fauzan menjelaskan bahwa dalam sehari PAC GP Ansor Tiris bisa membuat keset sebanyak 120 buah. Bahan kain yang telah dipotong dengan ukuran kecil memanjang tersebut dianyam hingga menjadi sebuah keset yang bernilai jual tinggi.

Pembuatan keset tersebut terlihat masih sangat sederhana dan tradisional. Pasalnya, alat yang digunakannya tidak satupun terlihat dengan menggunakan mesin. Untuk menganyam kain yang telah di potong menjadi sebuah keset hanya dengan menggunakan besi dan kayu sebagai alat bantunya.

“Bisa dibayangkan bila upaya PAC GP Ansor Tiris dalam pembuatan keset ini dilengkapi dengan menggunakan mesin seperti mesin jahit dan mesin potong. Pasti hasil dari pembuatan keset itu bisa lebih baik dan omset perharinya juga lebih banyak,” jelasnya.

Dalam pembuatan keset tersebut, PAC GP Ansor Tiris hanya melibatkan sebanyak 20 orang saja. Selain jajaran PAC GP Ansor Tiris sendiri juga melibatkan tetangga sekitar dan pemuda. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga juga terlibat dalam kerajinan tersebut. Hal itu dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga setelah selesai memasak dan menyabit rumput.

“Untuk mendapatkan bahan baku kain kami tidak merasa kesulitan. Pasalnya, cukup dengan cara mendatangi tempat-tempat usaha konveksi yang ada di sekitar kita. Selanjutnya kita tinggal memesan dan membeli potongan kain yang sudah tidak terpakai itu. Tetapi kami juga harus keliling ke sejumlah konveksi yang tersebar di Kabupaten Probolinggo guna mencukupi kebutuhan bahan pembuatan keset tersebut,” jelasnya.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar


Terkait