Probolinggo, NU Online
Kegiatan Pondok Ramadhan sangat efektif memberikan pengenalan pentingnya melestarikan nilai-nilai spiritual pada siswa. Karena itu waktu untuk kegiatan ini perlu agak lama.<>
Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo yang memberi waktu tiga hari hingga satu minggu, kegiatan pondok Ramadhan untuk SD dan SMP, dinilai terlalu minim atau terlalu singkat. Sebab, waktu seminggu itu tidak cukup untuk memperdalam agama Islam.
“Menurut saya, tiga sampai tujuh hari terlalu singkat untuk menggelar pondok Ramadhan. Seharusnya pondok Ramadhan ini bisa digelar lebih dari seminggu. Karena kegiatan ini dapat membentuk karakter siswa dalam melestarikan nilai-nilai spiritual siswa,” ujar dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Zainul Hasan (Unzah) Kraksaan Kabupaten Probolinggo M. Qomar kepada NU Online, Sabtu (20/7).
Bagi Qomar, usia belia sangat penting untuk mengenalkan ajaran agama, agar jika pada saat remaja, mereka terhindar dari perbuatan atau perilaku yang negatif seperti seks bebas dan penggunaan Narkoba.
“Usia SD hingga SMP sangat tepat diberi penambahan pelajaran agama. Ramadhan itu kan empat minggu. Masak hanya seminggu pondok Ramadhannya digelar. Paling tidak kegiatan ini bisa digelar secara maksimal,” jelasnya.
Terpisah, Kasi SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Moh. Bishri mengakui bahwa kegiatan pondok Ramadhan di tingkat SD dan SMP minimal tiga hari. Namun jika pengelola sekolah memberikan waktu lebih, pihaknya tidak keberatan. “Kita hanya mengharapkan kegiatan pondok Ramadhan sesuai target surat edaran Kementerian Agama,” ungkapnya.
Bishri menambahkan konsep pondok Ramadhan di tingkat SD dan SMP, pengelolaan diberikan pada sekolah yang bersangkutan. Yang penting, penekanan konsepnya untuk meningkatkan keimanan siswa.
Hal senada juga diungkapkan Kasi SMP Mar Quirinus. Menurutnya, penyelenggaraan pondok Ramadhan untuk tingkat SMP meski singkat diharapkan bisa menjadikan siswa menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. “Kami berharap meski singkat pondok Ramadhan bisa memberikan nilai tambah dalam peningkatan keimanan mereka,” pungkasnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar