Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAIN Pontianak menggelar diskusi lintas komisariat perdana di selasar Museum Kalbar.
Diskusi kali ini menghadirkan narasumber Zaini Tafrikhan, mahasiswa Aqidah Filsafat UIN Jakarta yang juga merupakan aktivis PMII Ciputat. Ia diminta untuk membedah lebih dalam tentang Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Diskusi ini dihadiri kader-kader PMII dari berbagai komisariat di Kota Pontianak.
Ketua Pengurus Komisariat PMII IAIN Pontianak Hasanie Mubarok menyampaikan, pemahaman sahabat-sahabat PMII tentang NDP perlu dipertajam. Hal ini mengingat NDP sangatlah penting karena menjadi pijakan gerakan. Pemahaman yang utuh dan mendalam tentang NDP tentu menjadi sebuah keniscayaan yang harus dipenuhi oleh para kader dalam setiap laku aktivitas pergerakannya.
Zaini Tafrikhan, Sabtu (6/2) itu mengawali pembahasan dari definisi NDP. Menurutnya, NDP secara mendasar berasal dari nilai keislaman Ahlussunnah wal Jamaah yang memberi berbagai aturan dan arah bagi kegiatan-kegiatan pergerakan PMII di tengah masyarakat yang beragam.
Kedudukan dari NDP sendiri adalah sebagai kekuatan ideal moral aktivis pergerakan yang menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan.
Salah satu dari aspek NDP adalah tauhid. Tauhid menjelaskan tentang keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib.
Tauhid merupakan titik puncak sikap yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan. “Konsekuensinya, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan melahirkan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga dapat mempengaruhi yang ada di sekitarnya,” tuturnya.
Hubungan manusia dengan Allah dimana Allah adalah pencipta dari segala sesuatu, Dia menciptakan manusia sebaik-baiknya kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat daripada ciptaan yang lainnya.
Sedangkan hubungan manusia dan manusia sendiri tidak ada yang lebih antara satu dengan yang lainnya kecuali ketakwaannya. Di sini setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol ada yang tidak.
Dan yang terakhir hubungan manusia dengan alam semesta. Alam adalah ciptaan Allah dan Dia yang menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Di sini alam juga menunjukan tanda-tanda sifat dan perbuatan Allah yang terkait dengan nilai tauhid yang melingkupi hubungan manusia dengan manusia. Allah menundukan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. (Laily Rachmawati/Mahbib)