Ponorogo, NU Online
Indikasi terkait adanya penyebaran paham radikal yang mulai merambah kalangan pelajar harus segera direspon serius. Perlu upaya mssif untuk menangkal bibit-bibit radikalisme yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan beragama itu.
Bila penyebaran paham radikal dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak dengan bahaya yang lebih besar, yakni berupa aksi terorisme.
Hal tersebut menjadi pembahasan subtansial dalam dialog interaktif bertema "Pemuda Indonesia di Tengah Tantangan Radikalisme dan Terorisme” yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Pelajar Putra Nahdlatul Ulama (IPNU) Ponorogo, di kampus Institut Sunan Giri (Insuri) Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (26/7).
Lebih dari 100 pelajar se-Ponorogo, yang terdiri dari pengurus OSIS, Rohis, kader PMII, IPNU-IPPNU cukup antusias mendengarkan pemaparan dari para pemateri; Wakapolres Ponorogo Kompol Suharsono, Kolonel infanteri M. Yusuf dari Kodim 0802 Ponorogo, dan Purwo perwakilan Dinas Pendidikan.
Wakapolres Ponorogo, Kompol Suharsono menjelaskan tentang pengertian dan dasar-dasar terbentuknya paham radikalisme dan terorisme. Menurutnya, paham radikal saat ini mulai menyasar masyarakat dengan berbagai bentuk cara dan pola.
Oleh karena itu, masyakarat utamnya para pelajar dihimbau dapat membentengi diri dari pengaruh paham radikal yang mulai marak dan selalu menjaga kondusifitas di lingkungan tempat belajarnya.
"Perlunya kewaspadaan dalam diri pelajar agar terbentengi dari paham radikalisme dan terorisme, serta upaya memberikan laporan kepada aparat keamanan apabila menemui gerak-gerik sesorang yang anti hidup bersosial dan selalu berpakain aneh dalam masyarakat," katanya.
Kolonel Infanteri M. Yusuf mengajak pelajar untuk lebih meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan tanah air. Bentuk mencintai tanah air salah satunya dengan rajin belajar sehingga dapat menjadi generasi yang memiliki prestasi dan kelak mampu meneruskan perjuangan para pendahulu dalam membangun bangsa dan negara.
Senada dengan itu, harapan besar disampaikan Purwo dari Dinas Pendidikan Ponorogo. Dia berharap para pelajar untuk bersungguh-sungguh memahami pelajaran malalui bimbingan guru di sekolah dan tidak serta merta belajar dari internet.
"Serta melakukan kegiatan positif dan bergaul dengan anak-anak yang baik. Menghindari kegiatan-kegiatan yang menyimpang dengan norma dan nilai-nilai sosial," harapnya.
Ichwan, ketua pelaksanaan menjelaskan acara ini memang ditujukan kepada kalangan pelajar Ponorogo karena ada indikasi bahwa paham radikalisme telah menyasar para pelajar, sehingga perlu adanya tindakan secara masif kepada pelajar, guna menangkal paham radikalisme sejak dini.
"Acara ini membahas tentang bagaimana sikap pelajar mengambil sikap di tengah isu bahaya radikalisme dan terorisme," ungkapnya.
Ketua PMII Ponorogo, Erwan menyampaikan setelah digelarnya acara ini, perlu adanya rencana tindak lanjut sebagai bentuk kontrol agar tidak ada kegiatan yang berbau paham radikal di kalangan pelajar, khusunya di Ponorogo. (Zidni/Zaenal Faizin/Fathoni)