Samarinda, NU Online
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai tidak berhasil mengakomodasi keinginan rakyat yang luar biasa saat ini untuk memberikan hak pilihnya pada Pemilu 2004, terbukti sangat banyak rakyat pemilih yang tidak terdaftar sehingga hanya menjadi penonton pada pesta demokrasi tahun ini.
Menurut Ketua Umum DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kaltim, Ipong Muchlissoni ketika dihubungi di Samarinda, Selasa, di Kaltim dan khususnya di Kota Samarinda saja, masih sangat banyak warga yang tidak bisa ikut Pemilu legislatif pada 5 April lalu karena tidak terdaftar.
<>Sebaliknya, katanya, sangat banyak ditemukan kartu pemilih berwarna biru yang tidak ada pemiliknya, sehingga banyak rakyat gagal melaksanakan haknya dan banyak suara hilang percuma. "Ini karena KPU tidak serius saat pendaftaran pemilih," katanya.
Dikemukakan, dari pemantauannya di beberapa TPS di Kota Samarinda, dari jumlah pemilih yang rata-rata sekitar 250 pemilih, yang melaksanakan haknya sekitar 200 orang saja, sementara sebanyak 50 pemilih yang sebelumnya terdaftar tidak datang. "Namun yang paling menyedihkan, sangat banyak warga Samarinda tidak berhak memilih padahal sebagian besar di antara mereka memiliki KTP, sayangnya tidak terjaring sewaktu pendataan oleh KPU daerah," katanya.
Ipong mengatakan banyak pendukungnya mengeluh tidak memiliki kartu pemilih sehingga tidak bisa memberikan suara untuk PKB, sementara ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Dijelaskan, jumlah warga Kota Samarinda yang tidak berhak memilih karena tidak terdaftar cukup banyak, dan menurutnya lebih dari 100 ribu atau sekitar 25 persen dari jumlah pemilih di Kota Samarinda sekitar 405 ribu orang. "Bahkan kemungkinannya bisa lebih banyak," katanya.
Ketua Umum PKB Kaltim itu menyayangkan kinerja KPU di Kaltim dan juga KPU Samarinda yang hanya menugaskan mahasiswa untuk mendata dan mengurusi pendaftaran pemilih, padahal seharusnya KPU melibatkan setiap Ketua RT setempat yang tentunya lebih tahu dan lebih bertanggungjawab.
Selain penaftaran pemilih yang kacau, menurutnya KPU juga tidak mampu mengatasi berbagai jadual yang ditetapkannya sendiri, karena banyak logistik Pemilu terlambat tiba di setiap TPS sehingga membuat banyak pihak was-was Pemilu akan gagal. (cih)