Brebes, NU Online
Masa Orientasi Santri (MOS) yang dalam bahasa pesantren biasa disebut Khutbatul ‘Arsy atau Khuthbatul Iftitah merupakan kegiatan perdana yang harus diikuti oleh seluruh santri baru.
Seperti halnya yang terlihat di Pondok Pesantren Modern Al-Falah Desa Jatirokeh Kecamatan Songgom Brebes Jawa Tengah, terlihat unik, dipenuhi gelak canda ria.
“Kami berusaha menciptakan santri baru dan pengurus berbaur santai diiringi dengan gelak, canda tawa,” tutur Kepala MTs Al-Falah Tutik Hadayani di ruang kerjanya, Selasa (17/7).
Sebab, MOS merupakan pintu ilmu, di mana mereka akan dapat mengambil apa yang ada di dalamnya dengan sepenuhnya maka harus dibuka dengan pintunya terlebih dahulu tanpa ketegangan. MOS tidak boleh diisi dengan hal yang tidak mendidik, karena MOS merupakan masa pendidikan awal pembentukan karakter santri.
Dengan mengangkat tema meneguhkan jatidiri santri, sebagai garda depan perubahan untuk kemanusiaan dan peradaban, dihidangkan secara menarik, asyik, berwawasan serta pembentukan karakter santri sebagai garda depan negeri ini.
Salah seorang Santriwati asal Aceh Rahma Widianti mengaku senang mengikuti kegiatan MOS karena wawasannya makin bertambah. Senada, santri asal Ternate Annisa Futriyani menilai, MOS sangat mengasyikkan dan bisa mendekatkan dengan teman baru dan kakak kelasnya.
“Alhamdulillah, tidak ada sedikitpun unsur kekerasan dan perpeloncohan di Pesantren Modern Al-Falah,” ungkapnya.
Ketua Panitia M Andi Hakim menambahkan, materi MOS antara lain pengenalan Visi dan Misi Pesantren, penyuluhan lalu lintas oleh Satlantas Polres Brebes, seminar pemahaman wawasan kebangsaan oleh Dandim 0713/Brebes.
Kegiatan lain, berupa berkarya bersama santri dalam bentuk memanfaatkan benda yang sudah tidak terpakai untuk diolah menjadi barang bermanfaat sesuai kreatifitas santri. Pelatihan pengetahuan tentang IQ,EQ,SQ,AQ, serta safari pengenalan lingkungan pesantren dengan konsep having fun together. (Wasdiun/Muiz)