Probolinggo, NU Online
Pesantren Darus Salam terletak di Desa Ngepoh Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Pesantren ini didirikan oleh Kiai Samsul Arifin pada tahun 2000 lalu. Dalam perjalanannya, pesantren ini terus melakukan pembenahan baik dari segi sistem pembelajaran maupun fasilitas pesantren.
<>
Untuk mengimbangi perkembangan zaman, pesantren ini terus berbenah. Kiai Samsul ini mulai mengembangkan pendidikan formal. Meski awal dan semangat pendiriannya tetap mengedepankan proses pendidikan salafiah dan diniyah. “Pendidikan formal saat ini menjadi kebutuhan. Kalau tidak mulai melengkapi maka kami akan ditinggal santri," ujarnya, Jum’at (10/10).
Dengan bermodal tiga lokal sekolah milik madrasah diniyah, pengasuh pesantren sejak tahun 2007 lalu pun mendirikan sekolah formal. Mulai Raudfatul Athfal (RA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga MTs (Madrasah Tsanawiyah).
Untuk jumlah siswa, ada 30 orang untuk tingkat RA dan 65 siswa dari kelas VII-IX MTs. Meski hanya ada tiga lokal untuk proses belajar mengajar, Kiai Samsul Arifin tidak kehilangan cara untuk menyiasati minimnya fasilitas.
Untuk MTs dan RA dilakukan pada pagi hari, sedangkan untuk Madin tetap pada sore hari. Menurutnya, jika dilakukan pada pagi hari semua, maka kelas yang ada tidak mampu menampung siswa. “Karena kami masih kekurangan kelas,” jelasnya.
Kiai Samsul mengakui, dengan minimnya fasilitas ia mengaku ponpesnya sulit untuk berkembang. “Yang penting ada niat, pasti ada jalan,” jelasnya.
Terbukti, pada tahun 2014 ini pesantrennya pun mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Agama (Kemenag) sebesar Rp 200 juta. Dana itu digunakan untuk pembangunan satu lokal yang di bangun pihak ketiga. “Kami bersyukur mendapat bantuan itu. Semoga terus bisa berkembang dan bisa mendirikan pendidikan lebih tinggi,” terangnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)