Daerah

Orang Berpuasa Hakikatnya Sayang Terhadap Diri Sendiri

Senin, 21 Mei 2018 | 05:00 WIB

Orang Berpuasa Hakikatnya Sayang Terhadap Diri Sendiri

Ketua Ansor Wonopringgo, Kafabihi (foto: istimewa)

Pekalongan, NU Online 
Orang berpuasa hakikatnya sayang terhadap diri diri lantaran dalam berpuasa melakukan kontrol makan dan minum sesuai waktu yang ditentukan oleh syariat, dan hal yang demikian bermanfaat bagi tubuh.

Demikian salah satu arti puasa ramadan menurut Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah M Kafabihi. Menurutnya, orang yang berpuasa harus menjaga dari hal-hal yang mebatalkan puasa di antaranya makan dan minum.

"Usaha tidak makan dan minum sesuai waktu yang telah ditentukan tersebut memliki dampak positif untuk kesehatan seserang dalam jangka panjang. Maka sesungguhgnya orang yang berpuasa itu menyayangi dirinya sendiri karena melakukan kontrol pola makan yang bermanfaat bagi tubuh," kata Alumni Jurusan Syariah IAIN Pekalongan tersebut, Ahad (20/5).

Dikutip dari suaramerdeka.com, Selain melakukan kontrol pola makan, berpuasa, kata putra kiai kharismatik asal Wonopringgo, KH Saiful Bahri tersebut, rasa lapar dan haus dalam berpuasa juga menimbulkan empati dan rasa kasih sayang terhadap orang lain.

"Puasa juga melatih kita terhadap lingkungan sosial di sekitar kita. Rasa dan haus memunculkan rasa sayang kepada sesama," katanya santri asal Desa Getas, Kecamatan Wonopringgo tersebut.

Ketika bulan Ramadan mulai tahun 2015 lalu, ayah dari satu putri ini setiap sore mengisi pengajian pasaran di masjid dekat rumahnya. Beberapa kitab fiqih ibadah disampaikan kepada masyarakat dengan sistem ceramah. (Red: Muiz)


Terkait