Yogyakarta, NU Online
Warga Nadliyin Yogyakarta yang tergabung dalam Komite Bersama Warga Nahdlatul Ulama (NU) Penyelamat Khittah 1926 Yogyakarta, Sabtu (22/5), mendesak Syuriah Pengurus Besar NU untuk menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) sebelum pelaksanaan pemilihan umum presiden.
"Desakan ini mucul lantaran NU dinilai sudah lumpuh akibat banyaknya pengurus NU terjun ke dunia politik praktis dengan mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden maupun aktif sebagai tim sukses capres-cawapres," kata KH Abdul Muhaimin dan Mohammad Achadi di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), Yogyakarta. Komite mendesak Syuriah PBNU, segera membuat aturan jelas dan tegas sebelum pelaksanaan kampanye pemilu presiden, menonaktifkan para pengurus NU yang menjadi capres-cawapres maupun yang terlibat aktif sebagai tim sukses capres-cawapres. Syuriah PBNU hendaknya juga membuat aturan tegas agar pengurus NU yang terlibat dalam pemilihan capres-cawapres itu tidak menggunakan fasilitas, atribut maupun simbol NU untuk kepentingan pemilu presiden.
<>"Memang konsekuensinya, akan terjadi banyak kekosongan pengurus NU mulai dari tingkat pusat sampai ranting dalam jangka cukup lama. Kekosongan kepengurusan ini tentunya akan melumpuhkan organisasi dan mengancam keberadaan jam'iyyah NU. Ini harus segera diatasi," kata KH Abdul Muhaimin yang juga pengasuh pondok pesantren Nurul Umahhat, Kotegede, Yogyakarta.
Walau mendukung qaraar (ketetapan) rapat syuriah PBNU di Rembang, 16 Mei 2004, Komite menilai, pengangkatan H Masdar Farid Mas'udi sebagai Pelaksana Harian PBNU tidak sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam AD/ART NU. Pengangkatan PLH itu juga dinilai tanpa mandat jelas, sehingga akan menempatkan PBNU dalam posisi mengambang dan tidak menjamin PBNU tidak akan digunakan sebagai kendaraan politik atau penyalahgunaan organisasi."Untuk itu, Syuriah PBNU diminta segera menggelar Muktamar Luar Biasa sebelum terselengaranya pemilu presiden," kata KH Abdul Muhaimin.
KH Abdul Muhaimin merujuk pasal 50 ayat 7 poin (a) AD/ART NU sebagai dasar digelarnya MLB untuk menyelesaikan masalah-masalah kepentingan umum secara nasional atau mengenai keberadaan jam'iyyah NU. "MLB bisa digelar atas usulan dua per tiga pengurus NU. Tapi, inisiatif MLB juga bisa dilakukan Syuriah PBNU," kata KH Abdul Muhaimin lagi.(ti/cih)