Bandung, NU Online
Penulis produktif kelahiran Garut, Jawa Barat, Asep Salahudin menilai NU Jabar Award harus dijadikan momentum kebangkitan NU di tatar Sunda. Sebuah award bukan sesuatu yang berdiri sendiri, tapi di belakangnya senantiasa melekat daftar keinginan tentang situasi ideal yang menjadi target NU baik berkaitan dengan urusan keumatan ataupun berhubungan dengan komitmen kebangsaan.
"Penghargaan sebagai bentuk apresiasi PWNU atas kiprah jamaah dan Jam'iyyah yang telah merawat, mengembangkan, menyalakan aktivisme NU. Tentu harapannya menjadi inspirasi bagi kabupaten/kota yang belum nampak geliatnya," katanya kepada NU Online, Jumat (28/12).
Dalam konteks Jawa Barat aktivisme NU ini harus dinyalakan justru di tengah tendensi keagamaan masyarakat Priangan yang cenderung konservatif, intoleran dan tertutup seperti terbaca dalam banyak survei.
"NU Jawa Barat harus memainkan peran politik keagamaan yang solid, tertata, dan utuh, gerakannya harus dijangkarkan pada roh kesundaan agar umat tak tercerabut dari sumbu budaya dan akar Kulturalnya. Kesundaan sebagai nafas kenusantaraan sebagaimana platform NU: Islam Nusantara," tegasnya.
Momentum ini, lanjutnya, tepat juga ketika dihubungkan dengan usia NU yang sebentar lagi akan memasuki usia satu abad. Persoalan ekonomi, sosial, budaya, agama membutuhkan jawaban yang kontekstual, koheren dan mengena. Di samping suplai SDM. Juga apa yang dikerjakan harus diacukan pada kajian yang memadai.
"Di titik ini saya membaca award ini penting dihadirkan minimal sebagai tonggak awal untuk menelaah kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Tanpa tekad seperti itu, maka award hanya berhenti sebatas seremonial saja yang tidak membekaskan jejak apa ap," pungkasnya. (Abdullah Alawi)