Daerah

NU Harus Memperkuat Diri dalam Kebangsaan dan Aswaja

Kamis, 10 Januari 2019 | 12:31 WIB

Serang, NU Online
Dalam paham Ahlusunnah wal Jamaah, rukun agama menjadi pedoman untuk keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rukun agama tersebut yakni iman, islam, dan ihsan. Konsep itu menunjukan bahwa meskipun Indonesia menggunakan sistem demokrasi, namun posisi agamalah yang menimbangnya. 

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Serang, Banten, KH Matin Syarkowi saat berbincang dengan NU Online di kediamannya di Pondok Pesantren Al-Fhataniyah, Tengkele, Kota Serang, Rabu (9/12) sore. 

Ia menjelaskan, bagi Nahdlatul Ulama tidak ada yang harus dipersoalkan lagi sistem kenegaraan yang dianut Indonesia. Terpenting, ujar dia, masyarakat mendapat jaminan ketenangan dalam melakukan amalan-amalan yang diperintahkan agama Islam yakni ibadah. 

"NU itu harga mati dengan Pancasila dan ini pandangan agama; bagaimana negara ditimbang dari agama," ujarnya. 

Di usia yang hampir mencapai 100 tahun, Nahdlatul Ulama, kata Kiai Matin, harus memperkuat ruh NU yaitu nilai nilai Ahlusunnah wal-Jamaah yang telah dibangun oleh para pendiri dan Kiai NU. 

Selanjutnya, harapan dia sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama, harus terus memperkuat posisinya sebagai organisasi sosial, organisasi ekonomi kemasyarakatan, ekonomi politik kebangsaan dengan melakukan rekonstruksi manajemen organisasi.

"Satu abad NU buat saya, itu usia yang sangat tua dan semakin matang. Yang jelas, apa harapannya, pertama menjaga ruh NU. Ruh ini yang harus diperkuat oleh kita dalam konteks kebangsaan dan keaswajaan," tuturnya. (Abdul Rahman Ahdori/Abdullah Alawi)


Terkait