Daerah

NU Dukun Gresik Revitalisasi Makam Kiai Faqih Maskumambang

Sabtu, 7 Maret 2020 | 18:30 WIB

NU Dukun Gresik Revitalisasi Makam Kiai Faqih Maskumambang

Ziarah muasis yang digelar PWNU Jatim saat tiba di Desa Dukun, Gresik, Sabtu (7/3). (Foto: M Said)

Gresik, NU Online
Keinginan warga NU Gresik, Jawa Timur untuk dapat merawat makam KH Faqih Maskumambang di TPU Dukun ada titik terang. Pihak dzuriyah atau keluarga Wakil Rais Akbar PBNU itu sudah memberi lampu hijau.
 
Ketua MWCNU Dukun, KH M Sholeh menyampaikan kepastian itu saat kegiatan Ziarah Muassis NU yang digelar PWNU Jatim, Sabtu (7/3). Sebagai tindak lanjut kegiatan ziarah, akan dilakukan penataan atau revitalisasi, salah satunya dibangun pagar dan papan nama sebagai penunjuk.
 
Ia mengatakan program ini merupakan kerja sama MWCNU se-Pantura, di antaranya Dukun, Panceng, Ujungpangkah, dan Sidayu. "Bahkan, kami sudah dapat bantuan dari BMT Katangcangkring Rp5 juta," ungkap Kiai Sholeh.
 
Ia juga mengatakan, setelah penataan tuntas, bakal digelar acara haul secara rutin.
 
Pihak perwakilan keluarga, Muntadlim Mutaqwa mengakui bahwa keluarganya mengapresiasi terselenggaranya ziarah muassis NU yang digagas PWNU Jatim ini. Ia mengatakan kegiatan ini bagian dari semangat Nahdliyin kepada NU.
 
Muntadlim bercerita, ketika NU didirikan, Kiai Faqih sudah umur 70 tahun. Segala aktivitasnya digantikan putranya yakni KH Hamid. "Misal rapat-rapat NU di Kertopaten Surabaya," kenangnya.
 
Ia juga menjelaskan bahwa Kiai Hasyim Asy’ari selaku Ketua PBNU sering berkonsultasi dan mendapat masukan dari Kiai Faqih. Hal itu disebabkan karena Kiai Faqih dianggap lebih tua dalam jajaran kepengurusan.
 
"Sejak dulu NU sudah menerapkan sistem demokrasi. Semua yang berkaitan kebijakan dan kemaslahatan umat pasti dimusyawarahkan. Misalnya masalah bendera dan logo NU," ucapnya.
 
KH Sholeh Hayat selaku perwakilan PWNU Jatim mengaku bangga dengan komunitas NU se-Pantura. Menurutunya komunitas NU se-Pantura selalu kompak, termasuk dalam mengiringi kegiatan ziarah muasis PWNU Jatim.
 
Kekompakan tersebut harus terus dibangun untuk menguatkan jamiyah dan jamaah terlebih menjelang satu abad NU. "NU saat ini sudah mendunia sebagai rahmatal lil alamin. Bahkan, sudah aktif beberapa PCI NU di beberapa negara," ujarnya.
 
Kontributor: M Said
Editor: Kendi Setiawan