Lumajang, NU Online
Ancaman terkoyaknya kerukunan dan tergerusnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang belakangan kian santer terdengar, menjadi salah satu alasan para penyuluh agama se-Jawa Timur untuk menghelat Jambore regional di Puncak B-29, Kabupaten Lumajang tanggal 24 sampai 26 Juli 2017 mendatang.
Menurut Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Jawa Timur, Syaifuddin Ma'arif, Jambore yang bertemakan "Penyuluh Lebih Dekat Melayani Umat" tersebut bertujuan agar penyuluh mampu memberikan pelayanan lebih baik bagi masyarakat. Kedepan, katanya, penyuluh diimbau tidak hanya "berceramah" soal agama tapi juga perlu melebarkan tema hingga soal kerukunan antarumat beragama, soal NKRI dan sebagainya. "Kita ingin melebur dan menyatu dengan masyarakat. Umat Islam harus betul-betul menjadi rahmat di negeri ini," turur Syaifuddin usai survei lokasi, Selasa (11/7).
Menurut rencana, kegiatan tersebut akan dihadiri Menteri Agama RI, Wakil Gubernur Jawa Timur, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kemenag dan Kasi Bimas Islam se-Jawa Timur dan sejumlah Ketua Pokjaluh dari berbagai provinsi serta 550 penyuluh agama Islam se-Jawa Timur. "Ada beberapa Ketua Pokjaluh yang akan ikut hadir dengan biaya sendiri, diantaranya adalah Pokjaluh Gorontalo, Pokjaluh Palembang, Pokjaluh Maluku, Pokjaluh DKI dan Pokjaluh Jawa Barat," tambah Syaifuddin
Di Jambore itu, para penyuluh juga akan menggelar bakti sosial dengan memberikan bantuan untuk para mualaf dan menanam 5000 pohon sebagai bentuk kepedulian penyuluh terhadap kelestarian lingkungan. "Ini misi kita bersama, dekat dengan masyarakat dan peduli terharap lingkungan," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Jambore, Sriwanti menyatakan, para peserta akan menginap di home sty milik masyarakat setempat. Ratusan penyuluh dan para pejabat akan bermalam bersama untuk melakukan tadabbur alam. "Ini agar para penyuluh dekat dan menyatu dengan masyarakat," ujarnya. (Aryudi A. Razaq/Zunus)