Daerah

Muharam, Bulan Bahagia Karena Orang Lain Bahagia

Senin, 19 Desember 2011 | 07:15 WIB

Tegal, NU Online
Bulan Muharam atau yang dikenal dengan bulan Suro, ternyata mengandung makna filosofi yang mendalam. Pada bulan tersebut terutama tanggal 10 Suro , oleh nabi Muhamad SAW disunahkan untuk merasa bahagia dan membantu meringankan kesusahan orang lain.
 
Demikian dikatakan oleh ustadz Hakim, pengasuh majlis ta’lim Al Ihya, pada pengajian dalam rangka memperingati tahun baru Islam dan santunan anak yatim di majlisnya desa Kajen kecamatan Talang kabupaten Tegal (19/12).
 <>
Menurut ustadz Hakim, sepuluh Suro adalah tanggal yang istimewa dalam perjalanan sejarah para nabi dan kekasih Allah SWT. Pada tanggal tersebut nabi Adam as diterima taubatnya oleh Allah SWT, nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan, nabi Musa diselamatkan dari kejaran Firaun ketika nabi Musa terjebak dilaut. Oleh nabi Musa tongkat dipukulkan ke air laut seketika itu juga laut jadi jalan lurus sehingga nabi Musa bisa melewati, tapi ketika Firaun mengikuti dari belakang justru jalan itu hilang dan jadi laut kembali, maka tenggelamlah Firaun.
 
“Sepuluh Suro adalah hari bahagia para nabi dan anak yatim, oleh karenanya  pada hari tersebut kita disunahkan untuk merasa bahagia dan meringankan penderitaan anak yatim agar mereka bahagia. Filosofinya kita diperintah bahagia karena menghormati kebahagiaan para nabi dan kekasih Allah. Itu artinya ketika ada saudara atau tetengga kita bahagia kita juga harus bahagia,” katanya.
 
Bahagia atas kebahgiaan orang lain, lanjut ustadz Hakim, adalah sulit kalau tidak berjiwa besar bahwa segala sesuatu semua datang dari Allah SWT. “ Banyak juga yang merasa gerah dan iri hati ketika saudara atau tetangganya mendapat kenikmatan. Tetangga beli TV, motor, mobil baru kita yang panas,” seloroh ustadz Hakim.
 
Ustadz Hakim menjelaskan, ada beberapa amalan yang sunah dilakukan ketika memasuki sepuluh Syura diantaranya membahagiakan anak yatim. Rosulullah bersabda, barang siapa membahagiakan anak yatim dengan mengusap rambutnya, maka satu rambut satu derajat kemulian. Tentunya yang dimaksud mengusap adalah membantu segala kebutuhanya terutama dalam hal pendidikanya supaya sampai ke perguruan tinggi.
 
“Dalam hadist lain rosulullah juga menyatakan, barang siapa bershodaqoh di hari Asyura maka seolah ia tak pernah menolak orang yang minta-minta dan barang siapa memberi minum dihari Asyura maka Allah akan memberi minum di hari tidak ada air (Qiyamat),” jelasnya.
 
Bahkan, sambungnya, membahagiakan istri dan anak di hari Asyura menurut rosulullah, Allah akan memudahkan rizkinya pada tahun tersebut. Ini artinya apa? “ Kebahagiaan kita adalah dalam rangka menghormati kebahagian para nabi. Jadi kita diperintah bahagia karena kebahagiaan orang lain, tentunya kebahagiaan yang diperbolehkan oleh syara’ ,” pungkasnya.
 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Fatah


Terkait