Daerah

Menyeduh Doa dan Barakah Pada Haul Kiai Sufyan Situbondo

Sabtu, 3 Maret 2018 | 09:10 WIB

Menyeduh Doa dan Barakah Pada Haul Kiai Sufyan Situbondo

Almarhum KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah

Situbondo, NU Online
Lantunan kalam ilahi mengalun syahdu di langit Situbondo tepatnya di Pesantren Mambaul Hikam, Panji, Situbondo. Puluhan ribu jamaah terlihat menyemut menuju pelaksanaan Haul  Almarhum KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, Sabtu (3/3). Mereka hanya ingin merafal doa dan menyeduh barakah pada acara haul Sang Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah ini.

Ribuan jamaah tak hanya datang dari Situbondo saja, melainkan dari Bondowoso, Jember, Banyuwangi , Probolinggo, Malang, Madura, dan berbagai daerah di Jawa Timur. Bahkan ada yang berasal dari luar Jawa Timur seperti dari Bali, Jakarta dan wilayah lainnya.

Siapa yang tak merindukan sosok Kiai Sufyan. Beliau adalah Kiai yang tidak menjauh dari dinamika kehidupan masyarakat. Walaupun ia adalah seorang tokoh sufi dan Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah, namun ia tidak menyendiri bahkan sering terlibat dalam perubahan sosial. Yang datang kepadanya tidak hanya dari kalangan bangsawan, penguasa  dan para elit melainkan orang awam juga. Dalam melayani tamu, tidak ada perlakuan khusus. Mereka duduk dalam ruangan yang sama, tidak ada perbedaan antara tamu elit dan orang awam.  

Semasa hidupn, ia sering menjadi pemecah masalah-masalah serta kebutuhan umat. Hal ini terlihat dari latar belakang tamu yang datang kepadanya dari berbagai lapisan masyarakat; petani, nelayan, pedagang, pengusaha, pejabat, agamawan, budayawan dan juga politisi.  Semua ia terima dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Karena tak mengenal waktu, kapanpun jika ada tamu yang ingin datang kepadanya, meski hanya sekedar minta air doa untuk kesembuhan keluarganya yang sakit atau hanya meminta nama bagi anaknya yang baru lahir, semua ia layani dengan hati yang tulus.

Maka tak heran saat ia wafat pada tahun 2012 ketika melaksanakan ibadah umrah dan dimakamkan di Ma'la, nama dan haliahnya tetap tumbuh mewangi pada jiwa-jiwa masyarakat Situbondo, umumnya Jawa Timur.

Perjuangan Kiai Sufyan di NU tidak diragukan lagi. Sejak muda, ia aktif berorganisasi dan sering memberikan edukasi kedisiplinan dengan sangat menghargai waktu. Kepentingan NU lebih diutamakan ketimbang kepentingan pribadinya.

Pada zaman ini, sudah mulai langka ditemukan sosok seperti Kiai Sufyan. Ia telah menghibahkan hidupnya hanya untuk kepentingan umat, tidak hanya tugas mentranformasi ilmu kepada santrinya namun juga melayani dan mendampingi umat.

Konsistensi memegang komitmen dan istiqomah dalam pengabdian adalah pelajaran yang sangat berarti dan harus diteladani oleh umat saat ini dari sosok Kiai Sufyan. Semoga ia ditempatkan ditempat yang indah yakni surga Allah SWT. (Red: Muhammad Faizin)


Terkait