Daerah

Menyamakan Penanggalan Harlah NU

Jumat, 29 April 2016 | 17:30 WIB

Brebes, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Brebes H Athoillah menegaskan, hari lahir NU agar diperingati setiap tanggal 16 Rajab. Hal ini didasarkan atas hasil sidang pleno Komisi Organisasi Muktamar ke-32 di Makasar dan Muktamar ke-33 di Jombang yang menetapkan harlah NU diperingati pada 16 Rajab, menggunakan penanggalan hijriyah bukan masehi.

“Dengan mengambil tahun hijriyah, maka peringatan akan diseragamkan dan sekaligus bisa menjadi rangkaian memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW,” kata Athoillah saat menyampaikan sambutan peringatan Harlah ke-93 NU di halaman SMA Walisongo Desa Ketanggungan Kecamatan Ketanggungan, Jumat (29/4). 

Athoillah menjelaskan, NU lahir pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. Diusianya yang ke-93 tahun ini, NU sudah banyak berkiprah untuk bangsa, dan hasilnya bisa dirasakan tidak hanya untuk kalangan NU sendiri tetapi masyarakat Indonesia bahkan dunia. 

“NU telah lama mengabdi untuk umat dan bangsa. Jadi, saya prihatin dengan kondisi keagamaan di Indonesia yang masih saja membid’ahkan amalan-amalan NU,” kata Athoillah sambil mengingatkan agar warga NU selalu waspada dan bijak dalam menyikapi perbedaan pemahaman mereka.

Sikap yang perlu diambil, lanjut Athoillah adalah dengan tetap mempertahankan, tidak goyah dan tetap teguh memegang kuat dan mengamalkan tradisi-tradisi NU. Dia mengatakan, kalau bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, beretika, dan bermoral tinggi. Islam di Indonesia  telah mampu hidup secara damai tiada lain karena salah satu kontribusi nyata yang diberikan NU sebagai kelompok yang moderat dan toleran.

“Oleh karena itu, kita sebagai kader NU adalah penerus perjuangan ulama NU, maka sepantasnya kita tingkatkan khidmat dan perjuangan kita di dalam NU,” ajaknya.

Ketua Tanfidziyah MWC NU Ketanggungan Brebes H Slamet Riyadi menjelaskan, Harlah NU tahun ini mengambil tema “Islam Nusantara menjaga Aset bangsa dan persatuan”. Selain halaqoh dan pengajian juga digelar bedah buku Tradisi dan Budaya Paham Perspektif Islam yang disampaikan oleh H Marhadi Muhayar. 

Harlah yang dihadiri ribuan pengunjung tersebut, diisi dengan ceramah agama oleh Dr KH Fariz El Haq Fuad Hasyim dari Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat. (Wasdiun/Zunus)


Terkait