Daerah

Membumikan Aswaja untuk Modal Pembangunan

Sabtu, 4 Juni 2011 | 09:50 WIB

Sumedang, NU Online
Memimpikan sebuah organisasi yang mapan dan eksis merupakan impian setiap pengurus bahkan setiap orang, banyak orang yang merasa kemanfaatan atas kehadiran organisasi tersebut tak terkecuali ormas keagamaan, NU. Berulangkali sejarah menjajal kekokohan jam’iyyah yang satu ini mulai Orla,Orba dan Reformasi dengan berbagai formulasi tantangan.

PCNU Sumedang memiliki impian untuk dapat “Membumikan Faham Aswaja sebagai Modal Pembangunan Sumedang Berbudaya”. Hal ini akan dapat tercapai jika semua elemen di Sumedang bersatu dan memiliki keyakinan bahwa hal ini mampu dilaksanakan.
 <>
Pada kesempatan rapat yang dilaksanakan di kantor PCNU Sumedang baru-baru ini, Ketua Panitia Harlah ke-85 NU, Aceng meyakinkan kepada peserta rapat bahwa semuanya mampu membumikan kegiatan ini dalam kemasan harlah NU ke 85 untuk dijelmakan menjadi inspirasi pembangunan Sumedang baik bagi pemerintah sebagai policy maker maupun swasta untuk bersama-sama melihat Sumedang secara komprehensif dan holistic agar ketimpangan yang selama ini terjadi dan semakin menganga antara si miskin dan si kaya bisa diminimalisir.

“Memang kita tidak bisa berharap hanya dengan kegiatan seperti ini dapat merubah paradigma dan budaya salah yang sudah mengakar di elemen bangsa ini, bahwa untuk menjadi sejahtera harus merapat dan tunduk dengan keinginan penguasa dan pengusaha. Perlu menjadi catatan bersama bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat. Dan dalam hal ini NU punya tugas berat untuk mengadvokasi masyarakat dan pemerintah,” katanya.

Untuk masyarakat, apabila mereka ternyata dalam posisi tidak menguntungkan NU memberikan kenyamanan dengan taushiyah agar bisa bersabar dan apabila pemerintah sewenang-wenang maka NU berkewajiban untuk mengingatkan bahwa amanat yang telah diberikan tidak hanya di dunia dipertanggungjawabkan melainkan nanti di akhirat.

Pada kegiatan Harlah kali ini, PCNU Sumedang akan menggelar beberapa item kegiatan, antara lain Seminar pendidikan, seminar budaya, manaqiban, tabligh akbar, pengobatan massal, dan ziarah para pendiri NU Sumedang.  Kegiatan ini diawali dari akhir Mei dengan ziarah Walisongo selama 5 hari dan diakhiri tanggal 3 Juli dengan tabligh akbar. 

Redaktur: Mukafi Niam



Terkait